Jumat, 17 Agustus 2018

Tersenyum Bersamamu, Selamanya

Berulang kali aku tulis bait-bait puisi. Namun berulang kali juga aku menghapusnya. Entah sudah seberapa banyak kalimat yang telah dihilangkan, entah sudah sekian sajak yang urung diungkapkan.

Ingin rasanya aku ucapkan semuanya. Mengutarakan segala sesak di dada, menyampaikan setiap jengkal rasa di jiwa. Namun tanpa kukira ternyata lidah ini kelu. Ia membeku, tak menentu.

Padahal sudah kubayangkan metafora yang menggugah mata. Telah aku pikirkan prosa menyentuh rasa.  Akan tetapi ia tak sampai aku tuangkan menjadi aksara, apalagi kata hingga bicara. Hanya tertahan oleh diri yang tak berdaya.

Menyedihkan bukan? Karna memang hal yang paling memilukan di dunia ini adalah menjadi bagian yang tak berdaya.

Ketika ingin memberi segala keindahan, rupanya tak sanggup. Saat ingin mempersembahkan kemewahan, ternyata tak mampu. Ingin suguhkan kesempurnaan, namun tak bisa berbuat apa-apa.

Maka izinkan aku urungkan segala mimpi hiperbola masa depan yang ingin ku jalani denganmu. Aku ingin menyederhanakannya. Agar ini tak rumit, dan engkau dapat mengerti. Supaya cepat dipahami. Dan kita dapat saling berbagi juga memiliki.

Aku hanya ingin...
Tersenyum bersamamu, selamanya.

Maukah engkau? 

0 komentar:

Posting Komentar