Punya saingan itu perlu, terlebih berlomba dalam menuju lebih baik. Namun masalahnya, kadang kita keliru milih kompetitor kehidupan. Sehingga kita keliru dalam menentukan target kehidupan.
.
Ada yang ingin jadi orang kaya dengan banyak uang. Mati-matian berjuang mencarinya. Berangkat gelap pulang gelap. Sampai tak sempat mengaji, tak sempat dakwah.
.
Padahal kita tahu, Allah memberi kekayaan harta ke orang yg ingkar dan taat kepadanya. Bahkan 9 dari 10 orang terkaya di Indonesia adalah orang kafir. #cmiiw. Mereka yang tak percaya Allah sebagai Rabb. Lalu kita iri kepada mereka?
.
Ada yang ingin jabatan, hingga tetes darah penghabisan dia perjuangkan. Sikut kanan kiri, injek bawah, jilat atasan agar mendapat posisi strategis.
.
Padahal kita tahu, Allah memberi tahta kepada yang ingkar dan taat kepadanya. Bahkan Allah pernah memberi jabatan raja kepada orang yang mengaku Tuhan? Iri kah kita?
.
Begitu juga berlomba menjadi tenar. Padahal banyak orang tenar tak percaya Allah. Bahkan ada yang bunuh diri disaat puncak popularitasnya. Irikah kita dengannya?
.
Kita ingin banyak uang dan harta, kita ingin jabatan tinggi, kita ingin terkenal. Lalu kita iri kepada yang memiliki itu semua lalu menjadikannya kompetitor kehidupan.
.
Tapi apakah kita iri kepada mereka yang terjaga amal ibadahnya? Sempurna menutup auratnya? Semangat mengajinya? Gigih dakwahnya? Berusaha menghafal kitab-Nya?
.
Pernahkah kita menjadikan mereka ini kompetitor hidup kita. Hingga kita mati-matian beramal shalih seperti pergi kajian islam, tilawah, tahajud, menutup aurat dengan benar, berdakwah, menghafal qur',an hingga bersemangat menjadi insan taqwa?
.
Bukankah ketaqwaan hanya Allah berikan kepada yang taat kepada-Nya? Yang beriman dengan sungguh-sungguh kepada-Nya.
.
Fastabiqul Khairot, berlomba-lombalah dalam kebaikan. Bukan kebaikan menurut kita, tapi kebaikan menurut Allah.
.
Maka berlombalah, berlombalah dengan orang bertaqwa. Bukan dengan mereka yang diperbudak dunia.
.
Selayaknya Umar yg menjadikan Abu bakar menjadi kompetitor hidupnya dalam beramal. Berlombalah dengan orang bertaqwa.
.
#MelangkahMenginspirasi
.
Ada yang ingin jadi orang kaya dengan banyak uang. Mati-matian berjuang mencarinya. Berangkat gelap pulang gelap. Sampai tak sempat mengaji, tak sempat dakwah.
.
Padahal kita tahu, Allah memberi kekayaan harta ke orang yg ingkar dan taat kepadanya. Bahkan 9 dari 10 orang terkaya di Indonesia adalah orang kafir. #cmiiw. Mereka yang tak percaya Allah sebagai Rabb. Lalu kita iri kepada mereka?
.
Ada yang ingin jabatan, hingga tetes darah penghabisan dia perjuangkan. Sikut kanan kiri, injek bawah, jilat atasan agar mendapat posisi strategis.
.
Padahal kita tahu, Allah memberi tahta kepada yang ingkar dan taat kepadanya. Bahkan Allah pernah memberi jabatan raja kepada orang yang mengaku Tuhan? Iri kah kita?
.
Begitu juga berlomba menjadi tenar. Padahal banyak orang tenar tak percaya Allah. Bahkan ada yang bunuh diri disaat puncak popularitasnya. Irikah kita dengannya?
.
Kita ingin banyak uang dan harta, kita ingin jabatan tinggi, kita ingin terkenal. Lalu kita iri kepada yang memiliki itu semua lalu menjadikannya kompetitor kehidupan.
.
Tapi apakah kita iri kepada mereka yang terjaga amal ibadahnya? Sempurna menutup auratnya? Semangat mengajinya? Gigih dakwahnya? Berusaha menghafal kitab-Nya?
.
Pernahkah kita menjadikan mereka ini kompetitor hidup kita. Hingga kita mati-matian beramal shalih seperti pergi kajian islam, tilawah, tahajud, menutup aurat dengan benar, berdakwah, menghafal qur',an hingga bersemangat menjadi insan taqwa?
.
Bukankah ketaqwaan hanya Allah berikan kepada yang taat kepada-Nya? Yang beriman dengan sungguh-sungguh kepada-Nya.
.
Fastabiqul Khairot, berlomba-lombalah dalam kebaikan. Bukan kebaikan menurut kita, tapi kebaikan menurut Allah.
.
Maka berlombalah, berlombalah dengan orang bertaqwa. Bukan dengan mereka yang diperbudak dunia.
.
Selayaknya Umar yg menjadikan Abu bakar menjadi kompetitor hidupnya dalam beramal. Berlombalah dengan orang bertaqwa.
.
#MelangkahMenginspirasi
0 komentar:
Posting Komentar