Jumat, 28 November 2014

Untukmu Para Penabur Cahaya


Kala cahaya sendu disudut matamu itu meredup
Terlihat jelas awan penat dan kabut duka memayungi air mukamu.
Kau tertatih memanggul amanah langit ini
Menghelanya dalam lika-liku jalan dakwah, yang kadang menyisakan luka dalam leka.

Lalu kau terhenyuk, termenung dalam dimensi rasa yang tak terkira
Genangan air hati itu beriak, menampakkan keresahan.
Namun, kala kolam jenuh itu memenuhi jiwa
Tetap cinta-lah yg tumpah ruah di permukaan.

Kau pancarkan kasih sayang pada sesama
Kau warnai hati durjana dengan pelangi keramahan.
Lalu membumilah cahaya yang kau bawa itu
Walau kadang peluh tiada henti menetes dalam kerja
Dan pergolakkan rasa tiada ampun menguras air mata.

Maka sebuah keistiqomahan menjadi jawaban
Kata yang tak mudah, namun itu menjadi tanda syukur bahwa cinta-Nya yang memilih
Memilih kau dalam jalan indah penabur cahaya.
Hingga kau bersinar layaknya mentari pagi yang menyemai asa dalam tekad umat manusia
Membakar semangat, mengokohkan azzam.

Lalu terhimpunlah kita dalam jamaah penabur cahaya
Yang tiada henti melangkah.
Bergerak sekuat tenaga mengumpulkan dan menyemai hikmah.
Tetap berjalan walau dalam kepenatan.

Karena memang jalan ini amatlah panjang..
Ia akan tetap berjalan. Menyinari alam naungan rahmat.
Takkan berhenti, hingga surga menyapa kita.

Maka berjuanglah, wahai engkau para penabur cahaya.

-Azmul-

Layaknya Sang Pujangga

Layaknya sang pujangga
Kau tinggalkan bait kata dalam desau udara
Melanglang buana menuju relung jiwa
Terbang tinggi jauh meretas batas cakrawala
Lalu berhembus ke darat mendekap tubuh dalam makna

Layaknya sang pujangga
Kau aliri pesan dalam rintik hujan
Turun ke bumi menumpahkan ribuan cerita dalam kedipan
Membasahi rasa dalam buaian hikmah mendalam
Menghapus segala jejak debu keraguan dalam tapak jalan.

Layaknya sang pujangga
Kau kobarkan sajak dalam api menyegat
Bergejolak menjilat-jilat membakar penat 
Bernyala-nyala membara menggelorakan semangat
Melahap bangunan angkuh dalam jiwa yang pekat.

Layaknya sang pujangga
Kau nyanyikan syair dalam paras rembulan
Meneduhkan hati dalam kesantunan
Mempesona indah walau dalam malam tanpa tabur bintang
Merengkuh tubuh dikala diri tersesak senyap
Menggoreskan senyum ketika gulita ingin merusak perasaan.

Layaknya sang pujangga
Kau biarkan diri ini terbawa arus dalam syahdu nikmatnya rasa
Kau bawa hati menari lepas diiringi dawai merdu malaikat
Kau jewantahkan segala resah dalam muara karya.

Begitulah cinta...
Ia layaknya sang pujangga yang tak berbicara
Hanya menitipkan arti dalam alam raya cipta Sang Maha Cinta.
Ia bersenandung tanpa suara, ia berkerja tanpa terlihat. Tak terdengar, hanya terasa.

Layaknya Sang Pujangga


-Azmul-
Google pict


Rabu, 06 Agustus 2014

Pilpres Usai, Ayo Bersatu dalam Karya


Presiden Indonesia telah terpilih. KPU telah menetapkan siapa pemimpin negeri ini. Mari sama-sama kita samakan visi agar visi yang dibawa presiden terpilih akan terrealisasi setelah ia dilantik namanya. Karena mayoritas rakyat negeri ini telah memilih seseorang. Maka dari itu yang minoritas harus membantu mereka mayoritas untuk membangun negeri. Karena esensi politik dari demokrasi itu. Dan kita jangan menghambat, akan tetapi bila benar didukung, bila salah kita luruskan. Indah bukan?
Akan tetapi, walau pilpres belum rampung, karena kita masih menunggu hasil sidang Mahkamah Konstitusi. Namun saya masih mengerutkan dahi karena masih banyak hal-hal negatif masih tersebar di dunia maya. Saya memang mendukung capres yang kalah saat masa kampanye,tapi masa kampanye sudah lewat. Tapi masih banyak saja yang nyebar hal-hal yang udah enggak relevan di masa sekarang.
Come on guys, Udah bukan masa kampanye lagi kali. Negeri ini punya banyak sekali masalah. Dan udah bukan saatnya nambah masalah Indonesia. Masalah sebesar Indonesia ga bakal selesai dengan seorang presiden. Saatnya kita bergerak. Indonesia tidak akan maju dengan kekuatan seorang superhero, negeri ini akan maju dengan dorongan kita semua.
Tidak ada lagi kita menuntut tanpa karya, tidak ada lagi kita mencaci tanpa dedikasi. Seperti kata bapak Anies Baswedan  “Mari turun tangan sama-sama menyelesaikan masalah Indonesia”. Maka mari kita turun tangan, mari kita bergerak, mari kita berkarya untuk negeri tercinta. Karena berjuta rakyat menunggu karya-karya kita. Saya siap, Anda pasti juga kan? 

Rabu, 23 Juli 2014

Karena Cinta itu Membangun Peradaban


Temen-temen disini pasti nonton hafidz Indonesia yang di televisi kan ya? Ga perlu rasanya saya bertanya bagaimana perasaan teman-teman. Soalnya di twitter sama facebook hampir sama semua testimoni setiap penonton. Baik itu kagum, malu, kalau nanti punya anak  dan terinspirasi. Saya-pun juga merasakan itu, teman-teman pasti juga merasakannya. Nah yang kita bahas pada kesempatan ini bukan masalah program hafidz itu. Tapi saya ingin membahas latar cinta dari keluarga mereka, sehingga menghasilkan generasi-generasi qur’ani seperti mereka.
Seperti yang kita ketahui orang tua mereka-lah yang mendidik sehingga anak-anak dapat menjadi sehebat itu. Maka dari itu peran serta orang tua dalam perkembangan anak sangatlah penting. Dan hal ini tidak-lah data dicapai dalam keluarga yang tidak memiliki visi yang jelas dan tertata rapi. Karena bila saja salah satu diantara kedua orang tua tersebut tidak bekerja sama dalam tujuan jelas. Akan sangat sulit anak dapat menghafal al-qur’an seperti itu.
Maka dari itu, sebuah hubungan membutuhkan visi, sebuah cinta membutuhkan perencanaan. Cinta bukanlah sebuah rasa yang hati tidak dapat memilih. Cinta dapat di bangun dalam bangunan cinta-Nya. Seperti layak Umar bin Khatab yang dapat menata ulang cintanya saat Rasulullah meminta beliau merubah cinta umar kepada Rasulullah melebihi ia mencintai dirinya.
 Shalihin shalihat, ketika cinta kita lantunkan antara dua insan yang kasmaran. Maka pastikanlah cinta yang syahdu itu terbungkus iman. Ketika cinta bersenandung, maka pastikanlah cinta nan merdu itu bermuara ke halalan. Karena dengan cinta itulah, generasi seperti apa yang akan kita hasilkan untuk masa depan. Karena dengan cinta itulah, seberapa bermanfaat cinta kita untuk umat masa depannya. Oleh sebab itu, jangan labuhkan cintamu kepada sembarangan manusia. Selektif dalam melabuhkan cinta itu wajar.  Karena bagi wanita ia akan memilih siapa imam yang menuntun kesurga. Serta bagi lelaki, ia akan memilih ibu dari anak-anaknya, yang menjadi madrasah pertama dari buah hatinya.
             Merugilah mereka yang menderajati cinta hanya permainan. Sebagai sebuah rasa yang hanya numpang mampir, lalu pergi. Meninggalkan nafsu membuncah di benak jiwa. Maka merugilah mereka yang menyamakan cinta dengan senda gurau, yang hanya menikmati romansa sesaat. Tanpa ada mimpi masa depan, tanpa ada visi. Mereka permainkan cinta dalam hubungan yang tak halal. Mereka guraukan cinta dengan melanggar pagar syariah-Nya.
                Oleh sebab itu, wahai shalihin shalihat, ketika kita berbincang cinta, maka kita berbincang masa depan. Ketika kita berbicara cinta, maka kita bicara peradaban. Jangan  engkau kotori cintamu dengan membangkang pada-Nya. Jangan engkau keruhkan cintamu dengan ingkar kepada-Nya. 
Semoga kita dapat membangun cinta, hingga cinta sampai surga.

Azmul Pawzi

Labuhkanlah Akal di Dermaga Taat

Salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya adalah akal. Seperti itulah cara Allah memuliakan kita. Sang Maha Mengetahui mengaruniai  kita akal agar amanah yang diberikan kita sebagai khalifah dibumi dapat kita laksanakan. Maka begitu dahsyatnya kinerja akal ini.Dengan akal kita dapat berfikir, memahami, serta merajut hikmah-hikmah yang tersirat dalam setiap langkah kehidupan kita.
google 
Dalam kitab Al-Qur’an, banyak terdapat ayat-ayat tentang akal serta mereka yang menggunakan akalnya. Diantaranya seperti yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 44. Allah berfirman “Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan? Sedangkan kamu melupakan (kewajiban) dirimu sendiri, padahal kamu membaca al-kitab (Taurat). Maka tidakkah kamu berfikir?”
Tidak hanya itu, dalam surat yunus ayat 24 juga ditertera firman Allah yang berbunyi “….Demikian Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir.” Maka dari itu, akal sangatlah penting dalam menjalani ibadah-ibadah kepada Allah. Ya, akal itu hanya di gunakan untuk beribadah kepada Allah. Menjalani apa yang diperintahkan-Nya serta menjauhi apa yang di larang.
Oleh karena itu, saya terkadang geleng-geleng kepala saat mendengar mereka yang menentang firman Allah atas nama akal. Mereka berpendapat bahwa akal adalah hal yang super power yang diberikan tuhan kepada mereka, sehingga ketika tidak menggunakan akal sebebasnya. Maka sama saja kita tidak mengakui eksistensi tuhan. Lalu mereka juga berkata, “wahyu hanya sarana menaikkan martabat manusia. Jika akal sudah dapat mencapainya maka wahyu tidak perlu diterapkan”.
Sesungguhnya banyak lagi pernyataan-pernyataan mereka yang mengelu-elukan bahkan bisa dikatakan menyembah akal. Kenapa bisa saya katakan menyembah akal? Karena mereka lebih mempercayai akal mereka dari pada wahyu Allah. Sehingga mereka dalam menghadapi wahyu Allah, mereka akan berpikir dulu melalui cara berpikir akal mereka. Bila tidak sesuai akal mereka maka mereka tidak akan mentaati firman Allah tersebut. Na’udzubillahi min dzalik. Semoga kita terhindar dari pemikiran seperti itu.
Shalihin shalihat yang di ridhoi Allah. Akal bukanlah digunakan untuk menentang Allah. Akal bukanlah digunakan untuk membangkang di hadapan Sang Maha Kuasa. Akal digunakan untuk melaksanakan tujuan manusia di ciptakan. Yaitu untuk beribadah hanya kepada Sang Maha Sempurna serta menjadi khalifah di bumi.
Maka bila firman telah terlafadzkan, maka sami’na wa atho’na. Maka ketika rasul telah bersabda, maka kami dengar dan kami taat. Bukan malah kita gunakan akal kita untuk membangkang. Ketahuilah sahabat ku, hidup terarah itu ketika keinginan kita memiliki satu arah dengan keinginan Allah. Maka rancanglah pemikiran kita sesuai dengan apa yang Sang Maha Mengetahui inginkan. Oleh sebab itu, mari kita labuhkan akal kita dalam dermaga ketaatan, karena dengan ketaatanlah kita dapat menikmati indahnya iman serta lezatnya ibadah dalam naungan ridho-Nya.

Azmul Pawzi



Selasa, 22 Juli 2014

Gelora Pemuda Menginspirasi Indonesia


 google pic
Indonesia, Sang Maha Pencipta menganugrahi negeri ini dengan keindahan. Beribu-ribu pulau benghiasi lautan. Melukiskan maha karya indah yang tergores dalam kanvas dibumi ini. Indah bukan? Namun kulihat negeri ini, begitu pelik terasa. Air mata ibu pertiwi berceceran melihat begitu banyaknya masalah dalam negeri ini. Mulai dari korupsi, kemiskinan, pengangguran dan banyak hal lagi.  Mungkin saja ibu pertiwi kini sedang termenung bagai mana masa depan negeri ini.
            Lalu terlintas sebuah kalimat yang tersebut oleh seorang bijak nan gagah. Pemimpin teladan serta dapat menjadi conth pemimpin saat ini. ia berkata “Setiap kali saya menemukan masalah-masalah besar, yang ku panggil adalah anak muda” ya benar, pemuda. Kata-kata ini bukanlah sebuah omong kosong belaka. Karena pemimpin yang berucap ini adalah pemimpin tangguh dan tegas. Ia adalah Umar bin Khatab. Maka pemuda adalah kunci penyelesaian masalah-masalah besar bangsa ini.
            Karya-karya besar negeri ini, tak luputlah dari jerih payah dan kucuran keringat bahkan darah para pemuda. Mulai dari peristiwa yang kini menjadi gerakan kebangkitan nasional yaitu berdirinya Boedie Oetomo. Dilanjutkan semangat pemuda dari berbagai penjuru yang berkumpul menggemakan Sumpah Pemuda pada 28 oktober 1928. Hingga penculikkan Soekarno dan Hatta ke Rengasdenklok untuk terwujudnya kemerdekaan Republik Indonesia. Karya-karya besar lainnya berbuah juga dari tangan-tangan gesit para pemuda. Mencari strategi dan cara-cara baru untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik.
            Inilah buah karya para pemuda yang luar biasa. Entah apa yang terjadi, bila para pemuda tidak melakukan itu semua. Mungkin penjajahan Indonesia akan terjadi lebih lama dan perubahan itu tak akan terjadi seperti saat ini.
            Ibu pertiwi tersenyum, tersenyum melihat pemuda-pemuda dapat berkarya pada saat itu. Namun, hanya saat itu sajalah ibu pertiwi tersenyum. Kini air wajah ibu pertiwi menunjukkan kesedihan. Anak-anak bangsa hanya membicarakan masalah, masalah dan masalah. Begitu banyak masalah yang mewarnai bangsa ini.
            Ketika secercah harapan timbul terhadap para pemuda. Namun pemuda kini mulai terkena berbagai penyakit. Mulai dari apatis, sibuk dengan kesibukan sendiri yang tak berpengaruh untuk sekitar, pergaulan bebas, narkotika serta berbagai virus yang menggerogoti kepedulian pemuda. Kita dapat memulai dari permasalaha narkoba yang dihadapi para penerus bangsa ini. Bila kita melihat data yang disampaikan Badan Narkotika Nasional pada tahun 2009, tindak pidana narkoba sejak 2001 hingga 2008 di Indonesia mencapai 166 ribu dan ternyata 2.134 kasus menimpa remaja dibawah umur. Tidak hanya itu, data BNN tahun 2012 mengungkapkan bahwa setiap hari 50 orang dan setiap tahun 15 ribu orang yang meninggal karena narkoba.
            Begitu mengenaskan fakta-fakta pemuda dan bangsa Indonesia. Itu untuk narkoba, jika kita melihat masalah tentang pergaulan bebas tak kalah menggegerkan kepala jika kita memperhatikannya. Mulai dari seks bebas dan pemerkosaan karena dampak video porno yang tersebar negeri ini. Virus HIV menyebar, penyakit AIDS dimana-mana bahkan pada November 2011 indonesia memiliki 200 ribu lebih penderita AIDS.
            Permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sosial juga dapat kita temukan di negeri kita. Pemuda apatis yang enggan mau tahu dengan keadaan sekitar. Kesibukkan dalam menikmati fasilitas teknologi yang menyibukkan diri sendiri. Tak sempat memikirkan apa yang terjadi disekitar. Tak ingin diganggu dengan masalah orang lain bahkan masalah bangsa ini.
            Gelombang hedonisme juga menyerbu para agent of change negeri ini. Foya-foya ria lebih disukai dari pada bekerja keras menaruh bata-bata bangunan kesejahteraan negeri ini. Bermain di pusat-pusat perbelanjaan lebih menyenangkan dari pada sulit-sulit belajar mencari ilmu unuk mencerdaskan diri. Bila apatisme dan hedonism ini terbangun dan terharmoni dengan baik dinegeri ini. Maka lahirlah besok pemuda-pemuda yang hanya akan menjual negeri ini untuk kesenangan diri sendiri. Tak peduli apa yang terjadi terhadap orang lain.
            Kumpulan-kumpulan pemuda yang enggan bekerja ini akan terbentuklah komentator-komentator handal. Penebar kritik negative tak membangun. Pengkritisi jago bicara, yang menghilangkan asa harapan untuk negeri. Sebuah kata-kata tersusun rapi, mengutuk apa yang terjadi, mencaci para pejuang. Pemuda-pemuda komentator omong kosong inilah yang akan memenuhi negeri kita. terproduksi sangat banyak, menyebabkan stok pemuda seperti ini sangatlah melimpah.
            Fakta seperti inilah yang menambah beban dalam otak ibu pertiwi. Memperlebat tetesan air mata di pipi ia. Namun terlihat dalam remang-remang jalan sunyi. Pemuda-pemuda yang menggali asa untuk Indonesia. Pemuda-pemuda yang berusaha menyeka air mata di pipi ibu pertiwi.
            Mereka adalah pencari ilmu, berusaha mencerdaskan diri. Meraih cahaya ilmu yang bertebaran di bumi. Untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan dunia. Meramu cara- cara luar biasa menyelesaikan masalah.
            Mereka adalah para relawan penggerak. Bergerak tanpa upah, bekerja tanpa lelah, berkarya tanpa batas. Melahirkan inspirasi-inspirasi baru yang mewabah luas menyadarkan bangsa dari himpitan masalah.
            Mereka bagai Muhammad Al-Fatih, belajar tanpa henti, berusaha memantaskan diri. Baik jasmani dan rohani untuk mencapai sebuah cita yang sangat mustahil saat itu.
            Mereka bagai Mush’ab bin Umair, Meninggalkan segala kenikmatan dunia. Untuk mencapai sebuah kenikmatan tak lekang oleh waktu. Sebuah keabadian, dalam amal-amal dahsyat. Menjadi pemuda tampan nan cerdas. Menginspirasi sekitar untuk bekerja dalam segala ridho-Nya.
            Mereka bagai Sukarno, meneriakkan sebuah moralitas dalam bahasa elegan. Membakar semangat orang sekitar untuk  menjemput sebuah keinginan mulai. Berkerja dengan cinta terhadap rakyat. Mengharmonisasikan sebuah semangat baru. Kemerdekaan untuk tanah tercinta.
            Mereka bagai Muhammad Hatta. Meramu langkah-langkah kongkrit dalam membangun sebuah negara. Menggoreskan kata-kata cerdas dalam menggambarkan sebuah cita bangsa. Menemukan sistem untuk kepentingan rakyat.
            Mereka adalah pemuda-pemuda konkrit yang melangkah untuk mengispirasi. Bukan pemuda yang hanya mengkritisi tanpa kerja. Bukan pemuda yang terbuai dalam kenikmatan dunia. Bukan pemuda apatis yang enggan peduli dalam situasi sekitar.
            Inilah pemuda Indonesia itu, mereka walau belum menjadi mayoritas. Namun kerjanya mulai terasa. Langkahnya menciptakan inspirasi baru. Citanya merubah Indonesia dicicil dengan karya-karya kecil namun bermakna besar. Inilah gelora itu, gelora para pemuda untuk perubahan yang terbaik. Menggapai cita indah di dunia dan disisi-Nya.

Azmul Pawzi (10 November 2013)

Sabtu, 24 Mei 2014

Kuatlah Wahai Hati, Sabarlah Wahai Diri


Ya inilah jalanku.

Jalan yang berbatu, jalan yang penuh halang rintang, yang dimana terjatuh, celaan, hinaan hal yang biasa.

Aku tidak lah terbit di saat Rasulullah saw berdakwah di dunia ini.

Ku pun juga tidak terlahir di zaman sahabat, taabi’in dan tabi’ut tabi’in.

Kehidupan ku kini juga bukan di saat islam dan khilafahnya memimpin dunia ini.

Ku terlahir di tengah masyarakat islam, namun dimana islam sudah memudar di kehidupan mereka karena kebudayaan yang menyelisihi islam.

Namun sekuat mungkin, ku akan berjuang mempertahankan keimananku ini.

Andai matahari di tangan kananku,jika saja rembulan berada ditangan kiri ku.

Takkan mampu mengubah yakinku.

Iman ini akan selalu terpatri di dalam hati.

Takkan terbeli oleh apapun.

Iman ini, akan ku pertahankan walaupun berdarah darah jalan yang harus ku tempuh.


Disaat orang lain segenerasiku berjalan mengikuti arus syahwati.

Sibuk dan terlena dengan hiburan memenuhi nafsu.

Asyik dengan cinta yang mereka realisasikan dengan kenistaan.

Namun diri ini mencoba untuk berlawanan dengan arus itu.

Karena itulah jalan yang akan diridhoi Allah.

Aku….

Memang menjalani kehidupan di akhir zaman.

Dimana maksiat dapat ditemui di segala sisi kehidupan.

Namun aku bersyukur aku masih dapat menemukan orang-orang yang menginginkan islam kembali memimpin dunia, mewarnai sisi-sisi kehidupan manusia.

Ku kuatkan azzam untuk ikut menyertai mereka.

Ikut berusaha mengemban jalan dakwah ini.

Walaupun aku ketahui diri masih sangat banyak kekurangan.

Masih belum sempurna untuk mengembannya.

Namun tugas besar ini dalah sebuah kewajiban untuk muslim dan tidak menuntut manusia sempurna untuk melaksanakannya.

Karena tidak ada manusia yang luput dari dosa.

Bukanlah harta yang ku cari, bukanlah nama dan jabatan yang ku damba.

Hanya Ridho-Nya yang ku harap sebagai harga.

Andaikan beribu siksaan, celaan, makian menghantam tubuh ini.

Ku takkan pernah ragu, walaupun se ujung rambuat untuk maju.

Ku akan selalu berdoa kepada Allah Azza wa Jalla agar hati ini dikuatkan, diri ini di bimbing dan dan di sabarkan.

Bantu lah hamba ya Allah.

Semoga generasi ku yaitu generasi muda dapat kembali ke jalan-Mu

Dan keyakinan ini akan bangkitya islam akan selalu berda dlam hati dan fikiran ini.

Inilah jalan ku, jalan yang di lewati para pejuang

Ya Allah bimbing dan bantu hamba.


“Katakanlah inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada ALLAH dengan yakin, Maha Suci ALLAH, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik” (Q.S Yusuf : 108)

Sebuah postingan untuk mengingatkan saya khususnya


Azmul Pawzi (2 September 2012)

Apa Kabar Bulan?


Hai langit. Apa kabarmu di kelamnya malam ini? Sepertinya awan masih membuaimu dalam pelukannya ya. 
Banyak potongan-potongan hidup yang ingin daku ceritakan kepadamu. 
Oh ya, bagaimana kabarmu bulan di gulita ini? Ku lihat setengah wajahmu memancar pada malam ini. Kau tetap cantik. Kau tetap indah. Pesona mu tetap tak terkira walau bintang tak menemanimu malam ini. Engkau tetap menawan dimata ku hai rembulan.


S
edang apa kau rembulan? Apakah kau kesepian? Sepertinya awan tak menghiraukanmu dalam gumulan indahnya yah. Ku lihat cahayamu malam ini sedikit sendu. Kau baik-baik sajakan? Apakah sepi menganiayamu disana? Namun sepertinya tidak. Aku mungkin salah menerjemahi parasmu. Setengah wajahmu malam ini sepertinya tersenyum. Senyum nan indah. Bahkan diri ini sulit menerka berapa keindahannya. 


Begitu luar biasa anugrah Sang Maha Pencipta. Ia menggantungmu dikala insan telah sibuk dengan lelapnya. Bermain ria dengan bunga-bunga mimpinya. Namun bukan itu intinya. Sang Maha Cinta menggantungmu saat itu untuk menjadi teman setia makhluk lainnya. Mereka yang berkutat dengan tugasnya. Mereka yang gusar tak menentu dalam malam. Kau lah yang menemani mereka dengan setia wahai rembulan.

Selamat malam untukmu wahai rembulan. Tetaplah tersenyum. Senyum yang menentramkan hati yang mentadaburinya, Senyum yang melegakan jiwa yang mensyukuri ciptaan indah seperti mu. 

Saat Fatamorgana Dirindukan

Dalam kehampaan tanpa tepi. Ku buka mata ini. Dan mulai terjaga ketika kegelapan masih memeluk bumi. 
Tanpa sadar diri ini tak berdaya melihat rintihan dunia. Terpuruk dalam aniaya kelam. Tersesak kebimbangan. Isak tangis berirama dengan bau ketamakan. kedengkian menjarah asa. 
Satu kata pun tak dapat ku mengerti yang dialami semesta. Hamparan luka menemani manusia lemah. Keadilan berdarah-darah tersayat kebohongan. Rasa tolong-menolong berguguran. Meronta-ronta tergerus zaman.
Lalu kupejamkan mata. Tersautlah bisikan. Bisikan yang membawa kedunia fatamorgana. Dimana embun pagi menyimpul kedamaian.Dimana belaian angin menyejukkan jiwa. Membasuh perih yang membekas.
Kulihat disana keramahan mengalir lembut. Membasahi nurani yang dulu kering. Menumbuhkan asa yang dulu rapuh.
Beribu kata tak sanggup menjelaskan keindahan ini. Bahkan aku tak dapat meraba betapa besar rindu yang membuncah. Betapa nikmat jiwa yang bermanja-manja dalam ketulusan. Tak ada lagi keangkuhan, tak ada lagi kerakusan.
Namun itu hanya fatamorgana. Saat ku terjaga kembali. Keyakinan berdiriku tergerogoti kembali oleh keraguan. Harapku terkubur dalam kenyataan.
Inilah bumiku,kenyataan memaksa sukma suci tak terbangun. Melempar kebaikan dalam keterpurukan. Hanya untaian do'a disandarkan kepada Sang Maha Pemberi. Agar fatamorgana itu terwujud. Agar mimpi indah itu tak hanya berbunga dalam lelapnya diri.

Rabu, 02 April 2014

Menjadi Ketua PPU KM Unand dan Cerita Pemira KM Unand 2014


          Pemira KM Unand, sebuah perhelatan politik terbesar di Universitas Andalas. Perhelatan yang akan menentukan siapakah Dewan Perwakilan Mahasiswa yang baru dan Presiden Mahasiswa yang akan memimpin BEM KM Unand kedepannya. Sebuah perhelatan yang dimana akan tampak setiap warna dari berbagai pergerakan yang ada di kampus.
Pada tahun 2014, pemira akan diadakan kembali. Dalam pemira ini saya ikut ambil andil, bermodal pengalaman menjadi anggota PPU KM Unand pada tahun sebelumnya. Saya di amanahkan kali ini menjadi ketua PPU KM Unand 2013-2014. Sebuah wadah yang menyelenggarakan teknis pemira.
Sebuah pengalaman yang luar biasa. Karena perpolitikkan kampus, sepertinya tidak ada bedanya dengan politik di Negara Indonesia. Segala intrik, media yang profokatif, tawaran dan ancaman. Semuanya lengkap saya rasakan dalam menjalani amanah menahkodai PPU ini.
Saya diangkat di awal bulan Desember tahun 2013 berdasarkan hasil musyawarah anggota. Mengawali amanah yang mendekati UAS. Memiliki berbagai kendala, seperti nggota yang berjumlah 160-an orang ternyata hanya segelintir saja yang aktif. Karena PPU mengawali langkah saat UAS berlangsung, sehingga mereka izin fokus UAS. Lalu saat memasuki liburan semester, ternyata izin sudah dikampung. Dan saat masuk kembali ternyata kami sudah  action untuk kampanye dialogis. Sehingga men-solidkan anggota yang banyak alasan ini sangat sulit. Namun menjadi tantangan tersendiri yang asik.
Moderator di Kampanye Akbar
Beruntung saya memiliki beberapa anggota yang siap sedia menemani berkontribusi  menyukseskan pemira. Bahkan sampai ada cewek yang udah malem disuruh pulang, malah tidak mau karena ngejar target. Namun pas saya nasehati (mendekati marah sih, tapi marah yag positif) baru mereka pulang. Tapi luar biasa mereka-mereka itu.
Tidak hanya anggota, kondisi yang sedikit lagi Pemilu RI serta PILWAKO padang. Juga menjadi halangan pengadaan kotak suara. Pemira yang setiap tahunnya meminjam ke KPUD Padang, tahun ini tidak boleh karena akan dilaksanakan pilwako. Kami pergi mencari ke KPUD Pariaman, KPUD 50 kota, Payakumbuh, Tanah Datar. Hasilnya sama saja. Namun pada akhirnya karena ada sisa kami dipinjamkan hanya 3 kotak oleh KPUD Payakumbuh. Otomatis kami dalam pengadaan kotak suara mengumpulkan kotak-kotak yang dimiliki fakultas-fakultas, Sehingga terkumpulah 30-an kotak.
Ini Suasana Kampanye Akbar di PKM
Dinamika isu dalam pemira juga suatu hal yang seru, media kampus yang memberitakan secara provokatif, akun-akun setan yang berbicara aneh-aneh, dan kritikan-kritikan orang-orang yang kritis dan yang sok-sok kritis memenuhi isu tentang pemira ini. Kami penyelenggara sudah kenyang mungkin dengan banyaknya kritikan dari yang masuk akal, hingga pernyataan-pernyataan “nyeleneh” orang yang gak paham pemira.
Dan itulah politik kampus, padahal hanya memperebutkan kursi Presiden Mahasiswa, berbagai strategi dilakukan oleh kelima capres. Ada capres yang menggunakan cara yang baik, sesuai aturan dan ada juga capres yang timsesnya kurang ajar, mereka main curang. Ada timses yang udah ketahuan dia main curang, tapi dia dengan muka temboknya menunjukkan muka selama perhitungan suara.
Kampanye dialogis menghampiri berbagai fakultas serta kampus 2 payakumbuh dan kampus 3 dhamasraya juga menjadi cerita yang unik sendiri. Dari ke payakumbuh Cuma naik motor bareng karena ga ada uang buat nyewa mobil. Serta dinamika kampanye dibeberapa fakultas, ada yang bermasalah, ada yang aman tentram. Ada yang ramai, dan ada  pula yang sepi. Bahkan kampanye sambil hujan-hujanan di parkiran gedung E juga menjadi hal yang tak terlupakan mungkin buat para capres.
Tepatnya kami secara maksimal menyukseskan pemira km unand 2014 ini, bahkan dalam segi publikasi kami ada perbedaan dengan tahun kemarin-kemarin. Mulai dari desaign yang menggunakan kartun mirip capres, Diskusi asik dengan presiden mahasiswa tiga periode terakhir melalui twitter, maskot nyata yang unik dan lucu, serta on air di radio jingga. Ketiga hal tadi ga ada dipemira sebelum-sebelumnya. Jadi udah keren deh publikasinya. Sehingga dengan berbagai usaha lainnya Pemira KM Unand yang di laksanakan tanggal 27 Februari 2014 mendapatkan suara terbanyak selama lima tahun terakhir. Alhamdulillah, Sebuah prestasi yang dapat kami banggakan. Walau saat hari H ada beberapa trouble. Dan begadang selama 3 malam, tepatnya H-1 pemira, perhitungan suara malam pertama, dan perhitungan suara malam kedua. Tapi keren dah.
Iniloh pamflet pemira km unand kita
Ya jadi itulah cerita saya dalam memimpin PPU KM Unand 2013-2014. Saya terima kasih kepada anggota-anggota yang luar biasa. Seno yang diselalu dipinta bikin desaign ini dan itu, goza yang ribet abis, ayus yang ga bisa diem, tari yangs selalu semangat, widya dan tiwi yang bawel, navi yang udah kasih oleh-oleh, yulia sang sekretaris yang panikan, ka zahra yang suka galau, dian wakil saya si pemuda selfie, zuraida yang kocak kalo medannya keluar, yulia lubis yang ngeliat prahara di gedung D, andriko yang tilawah pakai ceramah. Para koordinator alwin, bang idwin, bang indra, ka yelsi dan rizki. Serta anggota lain bang angga, zikri, khairul, legi, ridho, nisa, rizaldi, nesa, lestari, bang iqbal, ilham dan anggota lainnya yang banyak banget. Kalian luar biasa semua. Berjuang, ada yang panik saat ada adu omongan di sama anak hukum. Ada yang ga tidur-tidur saat perhitungan suara. Pokoknya luar biasa kalian semua. Buat BPU, bang wiky, ka yuni, dan ka nining yang keliatan pusing banget, serta diky yang dalam rangka pemira berulang kali saya numpang dalam perjalanan-perjalanan jauh. Juga BPU lainnya, luar biasa dah. Satu lagi, selamat bang taufik terpilih menjadi presiden mahasiswa, semoga amanah dan BEM KM Unand bertambah keren.
Ya itulah sekelumit cerita saat Pemira KM Unand 2014, pengalaman yang unforgetable. Sebagai pelajaran politik buat saya. Untuk menjadi ketua PPU di kampus saja tekanan dan serangan kepentingan dari berbagai kelompok saja sudah seperti itu, bagaimana jadi ketua KPU RI ya?  Ya itulah politik, sebuah wadah monumental yang penting untuk kehidupan orang banyak.
Inilah carita saya dalam berkarya di pemira km unand, dan saya siap untuk karya-karya lainnya. #MelangkahMenginspirasi

inilah beberapa dokumentasi dan contoh-contoh desaign


4 foto diatas saat kita lagi goro-goro

saat musyawarah pemilihan ketua ppu
inilah maskot pemira kita


suasana on air di radio jingga
Pamflet on air di radio jingga


Pamflet bincang asik pemira di twitter







Mendapat Predikat “Best Male” at AYIL Award



             

Pemberian hadiah best male dari ustad salim a fillah
   Sebuah ajang bergengsi di unand akan di gelar. Waktu itu melihat pamfletnya di masjid nurul ilmi, ada senior yang bawa. Awalnya berawal dari iseng. Saya mendaftar ajang ini. Andalas Young Islamic Leader Award, itulah nama ajang yang akan diikuti oleh muslim-muslim luar biasa se-tingkat Univ. Andalas. Mumpung IPK masih diatas 3,5 saya mencoba mendaftar itu. Haha.
Tahap awal-pun di mulai, Kami mengisi administrasi. Ya seperti biasalah setiap ada acara pasti ada tes administrasinya. Hingga akhirnya. Terpilihlah 10 orang yang lulus tahap administrasi. Mereka berasal dari berbagai fakultas, baik dari kampus unand jati hingga kampus limau manis. Setelah berlalu, ujian tahap dua dimulai, yaitu membuat tulisan dan membuat video inspirasi. Eeeaa, saya agak bingung dalam membuat video ini. Bila tulisan alhamdulillah saya cukup bisa untuk membuatnya. “Gelora Pemuda Menginspirasi Indonesia” itulah judul tulisan yang saya buat dalamajang ini.
Saat presentasi


Lalu, untuk video. Ya agak bingung sih. Di tambah lagi belum pernah make video maker. Haha. Namun dengan semangat mencoba, saya membuatya tengah malam, dengan judul “Semangat Melangkah”. Sebuah video yang menceritakan untuk membuat cahaya disekitar dengan karya-karyanya. Kalo mau liat bisa di link ini http://www.youtube.com/watch?v=FwKPi3IcEh4
Dan selanjutnya tidak disangka-sangka, saya masuk 6 besar. Padahal “bagarah-bagarah se” rasanya saat menjalani semuanya. Tidak dengan sangat serius. Lalu tahap selanjutnya mempresentasikan tulisan yang saya buat serta menjawab pertanyaan tentang isu-isu keislaman dunia maupun dalam negeri pada acara puncak bertempat di PKM. Juri pada saat itu adalah Pak Basuki dan ketua FKI Rabbani. Saya mempresentasikan tulisan “Gelora Pemuda Menginspirasi Indonesia” dan mendapat isu tentang rumah sakit siloam. Kebetulan sekali, minggu lalu saya baru mendiskusikan masalah siloam ini dengan anak-anak KAMMI SUMBAR. Eh, sekarang dapat isu tentang siloam. Ya saya jawab dengan analisis yang pas baik dari segi ekonomi, tata ruang, urgentisitas, agama dan lain-lain. Toh, baru waktu dekat ini diskusi dengan data-data yang benar jadi bisa di libas semua. ^_^
Pada akhirnya saya lolos 4 besar. Dua laki-laki dan dua perempuan, yang dimana akan dicari Best Male dan Best Female. Tahap berikutnya kerja panitia untuk menilai dari rekam jejaknya. Dan Tepat pada saat seminar dengan ustad Salim A Fillah pada tanggal 1 desember 2013. Di umumkanlah siapa pemenangnya. Dan,  eeeeeng iiiing eeengg, Alhamdulillah saya mendapatkan gelar “Best Male” pada ajang tersebut. Hadiah diberikan oleh ustad Salim A Fillah langsung. Dan lumayanlah nambah eksis lagi. Hehe.
                Jadi itu cerita dalam AYIL Award, sayang foto-fotonya belum di kasih pada saya. Jadi ga ada foto-foto disini.  ^_^



Buku Antologi Pertama Saya “Negeri Kunang-Kunang” Terbit.


Sebuah kesempatan yang luar biasa buat saya. Ya dengan kemampuan menulis yang pas-pas’an. Tapi Alhamdulillah punya kesempatan buat berkolaborasi dalam menulis dan menuangkan ide bersama pemuda-pemudi luar biasa se-Indonesia yang tergabung dalam wadah Forum Indonesia Muda.
Buku itu berjudul “Negeri Kunang-Kunang”. Kenapa kunang-kunang? Karena kunang-kunang akan bercahaya dalam kegelapan. Maka kami pemuda-pemudi Indonesia bagai kunang-kunang yang akan menerangi dalam kegelapan yang menerpa Negeri Ibu Pertiwi. Dan, lagi pula keluarga FIM (Forum Indonesia Muda) juga disebut keluarga kunang-kunang. Oh iya, buku ini terbitnya di bulan juni 2013, waktu saya lagi liburan semester 2 di tempat lahir saya, jakarta.
Nah, Buku ini berisikan ide-ide kedepan dari pemu
da-pemudi yang tersebar seluruh Indonesia baik dari sisi Pendidikan, Karakter, Lingkungan, Politik dan Ekonomi. Saya disini menulis tentang ekonomi. Tepatnya “Nasionalisasi Sektor Strategis untuk Kesejahteraan”. Kenapa saya memilih tentang ini? Pertama, karena sumber daya alam Indonesia sudah terekploitasi tidak adil. Kedua, Pe
merintah yang membiarkan asing menguasai sektor-sektor strategis. Ketiga, Kekayaan alam Indonesia lebih banyak di nikmati oleh asing.
Sistem Neoliberal sudah menjadi topeng tak terlihat diperekonomian Indonesia. Sebuah sistem yang pro terhadap pihak asing dan menjauhi kepentingan rakyat. Sebuah sistem yang sesungguhnya apabila Hatta dan Soekarno hidup kembali, maka akan mengomentari sistem ini.

Bersama Teman-Teman FIM dan Buku Negeri Kunang-Kunang
Ya itulah alasannya, kalo mau liat ide-ide yang luar biasa, silahkan baca buku ini ya. ^_^

Senin, 20 Januari 2014

Secercah Senyuman untuk Ibu Pertiwi

Sekelumit buah kecemerlangan mewarnai bumi pertiwi
Menghiasi tanah yang menghijau dan laut yang membiru.

Lalu kulihat sawah.
Kumbang-kumbang terbang menyebrangi ilalang.
Meniupkan kasih saying khas ibu pertiwi.
Lalu kulihat lautan.
Ikan-ikan bersenandung ria menembus samudra.
Menghamparkan keberanian khas sang merah putih.

Dan inilah negriku.
Dimana batangpun hidup mewangi bila berpeluk tanah negriku.
Inilah negriku.
Dimana kesopanan dan kesantunan menghiasi pergaulan anak-anak bangsa.

Namun, terenyuh hatiku  begitu terlihat wajah negriku kini.
Anak-anak bangsa mulai membuat ibu pertiwi menangis.
Ibu pertiwi bersusah hatinya dan termenung dalam kursi reotnya.
Ibu pertiwi menjatuhkan air matanya melihat merontanya negri ini.

Dimana cinta kasih terenggut hilang.
Dimana rasa hormat hancur tak berdaya.
Dimana senyum kesesama hal langka yang sulit ditemui.
Dan ibu pertiwi semakin tersedu-sedu tenggelam dalam kesedihannya.

Dalam gelapnya dunia, ibu pertiwi dihibur dengan sekumpulan pemuda.
Kumpulan pemuda yang peduli negrinya.
Sekumpulan pemuda yang rindu akan perjuangan para pahlawan.
Sekumpulan pemuda yangmembangkitkan Indonesia yang asli.

Bukan Indonesia yang suka menipu.
Bukan Indonesia yang tamak dan bukan pula yang egois.
Namun, Indonesia yang menebarkan senyum kesesamanya.
Yang menyemangati dalam keindahan persatuan.
Indonesia yang menebarkan cinta kasih hingga pelosok bumi.

Dan itulah pribadi bangsaku,.
Pribadi yang ingin dibangkitkan sekumpulan pemuda itu.
Sebuah visi yang membuat ibu pertiwi tersenyum kembali.
Sehingga asa dan harap lahir dan siap memperbaiki bangsa ini.

Lalu, apakah engkau pemuda itu?
Apakah engkau yang peduli itu?
Apakah engkau yang tersenyum dengan cinta kasih dan semangat itu?
Bila tidak, apakah kau tidak ingin sepertinya?
Pemuda yang membuat ibu pertiwi tersenyuman.

Marilah bergerak wahai pemuda, marilah melangkah wahai pemudi.
Jadikan setiap langkah kakimu menginspirasi pemuda lainnya.
Karena bangsa mu tanpa engkau hanyalah negri yang siap dihancurkan.
Bangsa mu tanpa pemuda bagai kursi rapuh yang siap dirobohkan.

Maka bantulah bangsamu dan bangunlah ia.
Rasakan semangat pahlawan dan bangkitlah menjadi pahlawan.
Janganlah kau menjadi lawan yang mengganjal langkah para pahlawan.
Janganlah kamu menjadi lawan yang egois dan apatis akan negrinya.
Tapi jadilah pahlawan, yang senantiasa berkarya.

Berkarya untuk Indonesia sejahtera.
Azmul Pawzi

Ketika Aktivis Dakwah Hanya Sekedar Nama

Ketika aktivis dakwah hanya sekedar gelar
Berbangga kesana-kesini mengaku punggawa yang menggelegar
Padahal diri enggan tersentuh tarbiyah yang mengakar
Bicara ideologi tanpa ilmu yang mendasar

Ketika aktivis dakwah hanya sekedar topeng
Berpaham ini itu dengan gaya mentereng
Nafsirin ayat demi ayat dengan cara enteng
Sentil sana, sentil seni kayak main kelereng

Ketika aktivis dakwah hanya sekedar
nama
Tak sadar diri sedang berdiri dimana
padahal komentarnya sudah beredar kemana-mana
Entah dakwah berada disampingnya atau berada diseberangnya


Untuk renungan aku, kamu dan kita semua

Rintihan Dunia

matahari bangun dan menyinari dunia.
menerangi dunia yang termenung sedih.
rintihan-rintihan kecil menggema.
mencari warna akan sinar yang berwarna kelam.

kulihat dunia menangis.
merenungkan setiap detik-detik menegangkan
detik ketika izroil menghampiri.
menghampiri keluarga-keluarga tercinta.
menghampiri sahabat-sahabat tersayang.

lalu ku bertanya pada diri.
apakah sudah siap diri ini?
apakah diri sudah bersih?
atau malah berlumuran lumpur kehinaan.

sadarlah wahai diri, sadarlah wahai manusia.
kabar kematian itu selalu mengintai.
menunggu saat dedaunan gugur dari pohonnya.

-Azmul-

Bungkuslah dengan Cinta


bersayup-sayupan kata menemani jalan hidupmu
kata-kata menyejukkan maupun menyakitimu
terkadang duri kehidupan begitu perih engkau rasakan
menyisakan goresan luka dalam hatimu

dalam renungan terhempaslah asa dipinggiran jalanmu
dalam sesalan terbuanglah cita terkotori debu jalanan
engkaupun menangis menanyakan dimanakah pengganti derita
tanpa cinta kau tenggelam dalam air mata menahan perihnya kesakitan

ya benar..... tanpa cinta

mulailah engkau ajak cinta menemani hidupmu
ajaklah dia bersamamu untuk menghadapai derita
bungkuslah deritamu dengan cinta.
nikmatilah derita mu, jangan kau maki kesakitanmu.

rangkullah derita mu, peluklah ia dengan cinta.
hingga derita bosan menemani dirimu.
sehingga hanya ada cinta yang menemani mu.
cinta kepada Sang Maha Cinta


Mencari Makna Dibatas Gulita

Hembusan angin malam menyentuh diri.
bersarang kabut dihadapan mata.
dedaunan merenung dibawah sang rembulan.
mencari makna dibatas gulita.

terlihat anak kecil disebrang sana.
terisak tangis diteras pertokoan.
hati pun bertanya-tanya tanpa jawaban.
menerka-nerka warna rasa gadis kecil tersebut.

ku hampiri ia, ku tanya dirinya?
terisak-isak iya menatap ku.
"aa...aaa..aku takut, aa..aaku sendirian" ucapnya.
wajahnya yang memerah tetap dialiri air kesedihannya.

ku usap air matanya, ku yakinkan iya.
"kamu ngga sendiri ko, Allah masih menemani kamu"
"dimana ku bisa kutemukan Allah?"
tanyanya penuh semangat mencari asa.

"disini" ku tunjuk dadanya dengan senyum merekah diwajahku.
"disini?" jawabnya dengan wajah penuh tanya.
"Allah berada didalam dada hamba-Nya yg beriman".
"Bahkan Allah lebih dekat dari apapun" yakin ku kepadanya.

Simpul senyumnya mewarnai wajah basahnya.
ia bagai mendapat harapan baru yang telah hilang.
kesedihan dirinya telah tergantikan bahagia dirinya.
pucat pasi berganti warna yg menentramkan jiwa.

"makasih ka" ucapya lirih tulus penuh asa
"Pulang lagi ya, salam sama orang tua" jawab ku.
dengan senyum tertempel diwajah iya meninggalkanku denga riang gembira.
tanpa tersadar wajah ini ikut tersenyum.

begitu indah siang dan malam dengan cahaya-Nya.
karena Allah enggan meninggalkan hamba yg berharap kpd-Nya.
karena Allah pantang lupa memberi kasih sayang hamba yg beriman.
karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang.

-Azmul Pawzi-

Syair Dalam Renungan


alunan nafas putih pecah merintih
diri pun terwarnai butiran pasir
lautan biru bergetar menghantui angan

lalu dunia pun bertanya kepada hati
ada apa dengan pelangi?
kekosongan asa mencampuri wewangi madu

lalu tumbuhlah setangkai bunga
menghancurkan bungkusan kesunyian
langitpun mengelabu biru dalam keheningan

dalam keselarasan alam, awan tersenyum penuh ekspresi
sang angin tak kalah menari di ikuti desiran ombak
harmonisasi rasa tanpa rasa yang tak dimengerti

lalu apakah ada cahaya dalam kegelapan
atau hujan dalam keadaan terik mentari
pantaskah hasrat berlari mengejar hijaunya dunia

sementara parit semakin memperdalam diri
sungguh licin dan halus merah api itu
menghapuskankan diri dari kilapan yang berkilau indah

lalu apakah yang diri ini pilih.
senyum bahagia atau rintihan siksaan?

Azmul, 7 April 2013

Rabu, 08 Januari 2014

Museum Bahari bersama Rumbel Kita dan FIM Dejapu



                Ini adalah acara FIM dejapu, “Rumbel kita goes to Museum Bahari” nama kegiatannya. Acara ini dilaksanakan sebelum bulan ramadhan. Saya yang dari FIM sumbar ikut nimbrung membantu panitia dalam acara ini. Rapat yang diadakan malam-malam setelah kegiatan rutin rumbel ini membagi-bagi PJ setiap acaranya. Saya karena paginya ada kegiatan di Remaja Masjid jadi izin agak telat datang ke lokasi. Maklum karena balik ke jakarta itu bantu-bantu organisasi saya sewaktu SMA dulu dan bertambah dengan kegiatan FIM.
                Sebenarnya saya tidak mengikuti secara full acara tersebut. Namun acara penutupan ada yang masih teringat oleh saya. Yaitu Rumbel Generation, apasih rumbel generation itu? Rumbel Generation ini adalah girlband yang menyaingin girl generation (SNSD) dari korea. Dan tarian mereka yang mencover tarian lagu Gee dari SNSD ini sangat lucu. Kami semua terhibur dengan tarian mereka.
                Pada dasarnya saya Cuma ikut-ikutan saja pada acara ini. Saya kebanyakan ngobrol kenal-kenalan aja, seperti sama rizka, ka harumi dan lain-lain. Dan juga berkenalan dengan teman ka harumi yaitu youwen. Mahasiswi Unsri yang lagingurus visa ke amerika karena ada suatu konfrensi. Sehingga acara ini juga memperdekat saya dengan teman-teman di FIM Dejapu yang luar biasa. Saya hanya membantu sedikit-sedikit saja, dan menemani pulang kembali kedepok, untuk menonton GeJe (Gelar Jepang) UI. Acara yang sudah lama tidak saya datangi. Sekaligus nostalgia : D
                Nah mungkin ini saja yang saya tulis tentang acara ke museum bahari. Walaupun kota tua cukup dekat dari rumah saya, namun saya pertama kali ke museum bahari ini. ketahuan sekali ya kalau saya jarang jalan-jalan. Hehe. Oke deh sekian.