“Dek, kenapa jilbabnya jadi pendek gitu?” , "Kecewa sama jama’ah kak"
“Bro, kok sekarang jadi pacaran?” "Gue kecewa sob sama
orang-orang di dakwah ini."
“Dek, kok sekarang jadi jarang ikut ngaji? Terus sekarang
mau-mau aja di pegang sama lawan jenisnya?” "Kecewa bang sama senior-senior di
lembaga dakwah."
Pernah denger kayak gitu?
Mungkin teman-teman banyak yang mendengar kasus seperti
diatas. Alasan yang sering digunakan mereka yang pernah aktif di dakwah kampus.
Mereka meninggalkan lembaga dakwah, mereka meninggalkan jama’ah. Hanya dengan
satu alasan, kecewa.
Mereka kecewa, hingga dengan kekecewaan itu mereka
meninggalkan dakwah di ikuti dengan meninggalkan kebiasaan mereka saat
bersama-sama memperbaiki diri di dakwah kampus. Dan ini terjadi di mayoritas yang saya lihat.
Padahal dulu mereka memiliki kebiasaan tilawah yang banyak,
amalan harian yang meningkat, dan semangat menasihati membara. Untuk yang
wanita mereka menutup aurat sesuai syari’at,
jilbabnya terjulur panjang hingga pinggang, bahkan di sempurnakan dengan
manset dan kaos kaki. Dulu mereka yang
lelaki begitu baik menjaga hati dan pandangan. Menjalankan amanah dakwah tanpa
merasa letih.
Namun, atas nama kecewa. Mereka tinggalkan kebiasaan itu
semua. Ada yang menghilangkan kebiasaan itu sedikit, ada juga yang banyak. bahkan
ada yang menjadi penentang dakwah yang menjelek-jelekkan gerakkan dakwah.
Satu hal yang sebenarnya membingungkan saya, jika iya mereka
kecewa dengan gerakkan dakwah. Maka seharusnya ia menjalankan dakwah yang lebih
baik sistemnya. Lebih rapi langkahnya, lebih tersusun gerak-geriknya. Dan tentunya
lebih sesuai Syari’at-Nya. Bukan malah meninggalkan perintah-perintah-Nya.
Memang tak semua yang meninggalkan dakwah kampus seperti
itu, namun mayoritas yang saya lihat seperti itu. Mereka yang kecewa untuk yang
laki-laki bakalan ujung-ujungnya kecewe (ke cewek/ pacaran). Kecewa berujung
kecewe. Setidaknya hijab antar laki-laki dan wanita tak lagi hal yang penting. Bersentuhan
menjadi hal yang biasa.
Atau yang perempuan, hijabnya semakin menjauhi syariat,
mansetnya tak digunakan. Mulai berdandan berlebihan, bahkan sampai ada yang
menggunakan pakaian yang ketat.
Maka lihat betapa ruginya mereka yang dulu pernah taat namun
kini ingkar. Ini sebagai pengingat aku, kamu dan juga pembaca semua. Karena
kerugian besar lah ketika hidayah telah memeluk kita, namun kita melepaskan dan
meninggalkannya.
Semoga kita di jauhkan dari rasa kecewa yang menjauhkan kita
dari Allah. Dan senantiasa di beri keistiqomahan.
#MelangkahMenginpirasi
0 komentar:
Posting Komentar