Rabu pagi menjelang siang ini saya
ingin sedikit bercerita tentang keadaan yang saya alami akhir-akhir ini. Kira-kira
sudah sudah satu tahun saya mengalami
the
law of deminishing motivation (temennya
law
of deminishing marginal return) #MicroEffect :D. Penurunan itu sedikit demi
sedikit sehingga begitu bias dan tak terasa. Semakin bertambah sampai itu semua
terakumulasi dalam 2 atau 3 hari terakhir ini.
Entah kenapa semakin turun. Saya
yang biasa bergerak dalam ritme yang cukup tinggi kini mulai melambat. Bahkan
sampai-sampai dihari minggu ketika membawa motor ingin pulang dan menepi di
warung makan dekat Fakultas Kedokteran Jati, saya berpikir “pengen ilang dari
peradaban sebentar, seenggaknya sebulan kalo enggak bisa dua minggu aja.” Jadilah pemikiran untuk
hilang sebentar, sedikit menyepi dan menenangkan diri. Menghilangkan jenuh dan
kegalauan karena suatu target yang kemungkinan harus ditunda realisasinya sama beberapa target lainnya yang juga tertunda.
Namun ternyata alam tak mengizinkan
saya mengasingkan diri. Baru saja menuju parkiran dan menghidupkan motor, saya
teringat bahwa hari itu adalah pembukaan Rumah Gadang FIM Sumbar. Jadilah saya
putar balik dan menuju sekre FIM. Hingga sampai jam 2, amanah saya yang lain
kembali memanggil saya untuk memimpin rapat di pasar baru dekat Unand. Hingga
sore kembali menuju asrama menyelesaikan sesuatu kerjaan hingga malam.
Hari berganti kembali berbagai
kegiatan menyita, dari pagi setelah agenda subuh bersama adik-adik asrama
langsung capcus menunaikan amanah yang
maha penting untuk gerakan di kampus. Dan menyita waktu hingga zuhur.
Kala itu sambil menunggu jadwal
rapat selanjutnya nanti sore, saya bersilaturrahim ke rumah doni tentu masih
dalam keadaan motivasi yang masih turun. “Don, kasih motivasi dong” pinta saya.
“Hah, Azmul kan orang yang paling optimis yang doni kenal” Jawabnya dengan
sigap. Walau kurang puas jawabanya tapi cukup untuk saya flashback berbagai testimoni yang pernah saya dapat dari berbagai
teman di pelatihan, daurah, organisasi, kepanitiaan, mahasiswa saat saya mengajar
dan kegiatan lain-lainnya. Testimoni mereka pasti tak jauh dari, Azmul sosok
yang selalu semangat dan antusias, penuh dengan rasa optimis.
Saya-pun malu, karena saat ini
menurun semangat dan motivasi. Namun dalam penurunan ini juga masih dituntut
berbagai kegiatan lagi. Saya-pun pergi ke masjid FK Jati untuk memimpin
rapat FSLDK bersama pimpinan LDK se-kota padang untuk gerakan yang akan kita selenggarakan
tanggal 14 nanti dan sekali lagi masih dalam keadaan motivasi yang masih
dibawah. Selesai disana, langsung berlanjut pertemuan pembina di Desaung dan berakhir dalam menghadiri
kampanye capres di asrama.
Tak hanya itu juga, besoknya, kegiatan hari
selasa juga menyita banyak pikiran. Baik menemui WR3 dan berbagai agenda hingga
malam. Saya-pun tertegun, padahal udah mengikrarkan diri untuk sejenak
meninggalkan banyak kegiatan. Namun seakan-akan alam tak terima. Berbagai
agenda menghujani saya. Dan membuat saya tak sempat memikirkan keinginan itu.
Tidak hanya tak mengizinkan,
lingkungan saya juga memberi jawaban. Baru kemarin, tepatnya selasa malam saya
mendapat jawaban. Dari tulisan dan arahan bang ivan ahda, ketua Forum Indonesia
Muda nasional di grup panitia FIM 18. Saya dapat jawaban, walau tak eksplisit,
namun tulisannya tersirat bahwa tak ada waktu untuk santai dan menghilang. Karena
sebagai pemuda yang punya visi untuk bangsa, kita harus bergerak dengan ritme
tinggi, tempo cepat dan dinamis.
Mungkin banyak hal yang
menjatuhkan diri kita, seperti target yang tertunda, kurangnya apresiasi,
tantangan yang semakin tinggi dan cadas serta berbagai hal yang tak sesuai
ekspektasi kita. Tapi kita harus kembali menjadi sosok yang kembali
mengevaluasi dan menghimpun kekuatan pribadi agar lebih bermanfaat lagi. It’s time to correction and improvement ourself.
Satu hal lagi, saya beruntung
memiliki lingkungan yang memaksa saya untuk tak berleha-leha. Berbagai amanah
yang menyeret saya untuk terus bergerak. Dan orang-orang sekitar yang begitu
banyak inspirasi yang dapat direguk. Kembali jargon hidup saya mencambuk diri
ini. Bahwa langkah terbaik setelah terinspirasi adalah menginspirasi
#MelangkahMenginspirasi.
So, yuk kita bangun lingkungan
kita yang tak mengizinkan diri tak produktif, bangun alam sekitar menjadi alam
yang menjaga dari kemunduran. Karena setiap manusia pasti memiliki masa-masa down, jenuh dan tak bergairah. Namun
dengan adanya lingkungan dengan ritme tinggi itulah yang menjaga semangat,
gairah dan motivasi kita.
Yuk bangun lingkungan kita biar
tidak dengan mudah mengizinkan kita untuk berhenti dalam produktifitas.
#MelangkahMenginspirasi