Rabu, 15 Juli 2015

Menyuka & Membenci


Layaknya kita yang tak dapat menyukai semua orang, maka tak perlulah kita melakukan hal yang disukai semua orang. Karena itu tak mungkin, dan itu hanya menghabiskan energy kita.

Manusia mana yang dapat menyukai segala hal? Tentu ada yang ia sukai, dan tentu ada yang ia benci. Perasaan yang timbul itu ada karena keyakinan dan persepsi yang manusia itu miliki.

Layaknya hujan yang turun ke bumi dengan segala kesejukkannya. Ia menyebarkan kesegaran di setiap sudut yang ia basahi. Ia berikan kesenangan kepada setiap makhluk yang menikmatinya. Maka menghijaulah dedaunan, dan tumbuhlah pepohonan. Tersenyum lebarlah para penikmat hujan. Tertawalah anak-anak yang merindu hujan.

Namun, dalam meriahnya kesyukuran atas turunnya jutaan tetes air itu. Terdapat insan yang membencinya. Mendakwa sang hujan sebagai pembawa duka, mendatangkan berbagai kesedihan. Hingga keluhan bahkan makian keluar dari mulut-mulut mereka.

Maka seindah apapun karya mu, tentu ada pandangan membenci dan menghujat langkah kerjamu. Tak perlu kau merasa pilu. Bahkan manusia se-mulia Rasulullah masih ada manusia yang membencinya.
Karena memang pada dasarnya, kebenaran tak akan menyukai keburukan. Dan keburukan tidak akan menyukai kebenaran. Maka berdiri dimanakah engkau? Kebenarankah atau kesalahan?

Maka tak perlu kau berbuat yang disukai semua manusia. Dan tak perlu juga engkau menyukai segala hal. Kau boleh menyukai sesuatu dan membenci sesuatu. Akan tetapi ingatah, sebaik-baiknya suka dan benci adalah karena Allah.
Jadi mari kita menyuka dan menbenci hanya karena Allah.