Sabtu, 16 Februari 2019

Muhajirin Urban


Muhajirin urban, begitu istilah yg senang saya gunakan akhir-akhir ini untuk menyebut kaum muda yang mulai berbondong-bondong berhijrah menjadi lebih baik di wilayah perkotaan.

Seperti yg kita tahu, Muhajirin adalah sebutan bagi sahabat nabi yang hijrah dari mekah ke madinah. Sedangkan urban adalah kawasan perkotaan.

Beberapa tahun terakhir fenomena hijrah anak muda perkotaan di berbagai kota di Indonesia memang begitu menakjubkan. Kita bisa temukan banyak sekali perubahan dari banyak kaum milenial yg kita kenal.

Biasanya anak muda perkotaan terkenal dengan hedonisme, pergaulan bebas, dan kenakalan remaja lainnya. Kini mulai ada trend baru. Hijrah bagi kaum muda perkotaan.

Hijrah dari kondisi, kebiasaan, dan lingkungan yg membuat kita sering bermaksiat menjadi manusia yang kebiasaan dan lingkungan benar juga baik.

Dari yg saya liat di lingkungan pergaulan saya. Ada cewek yang dulunya pakaian terbuka, seksi dan tiba-tiba berjilbab syar'i dan tetap istiqamah hingga sekarang.

Ada yang cowok yg suka mabok pas nongkrong, eh jadi aktivis pengajian. Rajin shalat berjama'ah di masjid.

Banyak cerita keren para muhajirin urban yang menarik dan luar biasa. Mereka masih muda. Jiwa muda juga masih bergejolak dalam diri mereka.

Tapi mereka bisa mengalahkan nafsu buruk dalam dirinya, dialihkan ke kegiatan positif dan ibadah.

Banyak alasan yang mendorong mereka. Ada yang karna temen yang ngajak. Ada karna move on dari pacar yang nyakitin. Ada karna baca-nonton kajian di sosmed, dan banyak lagi.

Tapi apapun pendorong hijrah. Jika ikhlas, serius dalam proses perbaikan diri dan istiqamah, sesungguhnya mereka masuk golongan yang beruntung.

Ada hadits tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah ketika di akhirat. Dan salah satunya adalah anak muda yang senantiasa ibadah kepada Allah.

Sholat dijalankan, aurat ditutup dengan syar'i, al-qur'an dibaca, rajin nuntut ilmu agama, dan jalani banyak amalan sunnah lainnya. Juga meninggalkan segala kegiatan maksiat.

Muhajirin urban, ini baru model anak muda keren dunia akhirat. So, ayo kita sama-sama jadi  menjadi lebih baik secara dunia dan akhirat.

#MuhajirinHijrah
#MelangkahMenginspirasi

Serial Merenungi Waktu ~ Bagian Akhir


Kita diberi panjang waktu berbeda-beda. Ada yang berumur pendek, ada yang berumur panjang.

Dan sebagai hamba, kita harus memanfaatkan waktu itu agar tak menjadi manusia merugi.

Semua manusia merugi, kecuali bagi mereka yang beriman.

Semua yang beriman merugi, kecuali bagi mereka yang beramal shalih.

Semua yang beramal shalih merugi, kecuali bagi mereka yang berdakwah.

Semua yang berdakwah merugi, kecuaki bagi mereka yang istiqamah.

Lakukan 4 hal diatas, maka kita akan menjadi manusia beruntung.

-End-
#Serial
#MerenungiWaktu
#MelangkahMenginspirasi

Seria Merenungi Waktu ~ Bagian 6 : Istiqamah


Setelah saling menasehati dalam kebenaran (berdakwah). Dalam surat Al-Asr, Allah memerintahkan kita saling menasehati dalam kesabaran.

Mengapa sabar? Karna mereka yg menyeru kepada Allah, mengajak orang menjalankan kebenaran, mendakwahkan islam, SUDAH PASTI akan ada ujian berat yg menghampirinya.

Jika dakwah yg kita jalankan berjalan lancar-lancar saja, aman-aman saja. Kita harus curiga, jangan-jangan ada yg salah dalam dakwah kita.

Karna dakwah memiliki 3 sunnatullah. Pertama, orang-orangnya sedikit. Mereka yg tertarik menjadi seorang da'i itu sedikit dan minoritas, sekalipun di daerah mayoritas muslim.

Jadi seorang da'i harus bersabar dalam keadaan sepi dan dimusuhi oleh pembenci gerakan islam. Sembari meningkatkan ikatan ukhuwah antar para da'i yg tak banyak itu.

Kedua, dakwah itu jalannya panjang. Dari zaman Nabi Adam sampai akhir zaman saat ini. Dakwah belum kelar. Untuk mencapai islam menjadi rahmat lil 'alamin dan ustaziyatul 'alam itu butuh perjalanan panjang.

Namun kabar baiknya, kita tak perlu sampai finish perjuangan dakwah. Kita hanya perlu meninggal di jalan dakwah. On the track.

Ketiga, banyak onak dan duri. Dakwah pasti banyak ujian, cemo'ohan, ancaman, persekusi, dll. Nabi Muhammad SAW saja dibilang gila, diancam, disakiti.

Ayat yg berisi 'saling menasehati dalam kesabaran'. Seakan-akan Allah menegaskan kepada para da'i, jika kita saling menasehati, saling mendakwahi, pasti banyak tantangannya. Itulah alasan Allah menekankan kita harus dalam keadaan sabar.

Karna sabar yg membuat nafas dakwah kita panjang. Semangat menyeru kepada Allah terjaga. Dan kita istiqamah di jalan-Nya.

Merugilah mereka yg berdakwah, namun tak istiqamah. Mereka sekali menemukan masalah dalam dakwah langsung pergi. Mereka yg diolok-olok "sok suci, sok alim, radikal, gila, ekstrimis, teroris" langsung kabur.

Maka setelah beriman dan beramal sholeh, mulailah kita berdakwah, menyebarkan nasihat kebenaran. Lalu kita bersabar dalam ujiannya. Jadilah kita seorang da'i yg istiqamah dalam perjuangan dakwah islamiyah. Dan menjadi hamba yg beruntung.

-bersambung-
#Serial
#MerenungiWaktu
#MelangkahMenginspirasi

Serial Merenungi Waktu ~ Bagian 5 : Berdakwah


Agar diri terhindar dari manusia merugi, ternyata beriman dan beramal shalih saja tak cukup. Jadi kalo kita sholeh sendiri, rajin ibadah sendiri, alim sendiri, itu belum jadi manusia beruntung.

Dalam surat Al-Asr ayat 3, ada syarat lainnya, yaitu saling menasehati dalam kebenaran. Secara sederhananya adalah berdakwah.

Apa itu dakwah? Yaitu menyeru manusia kepada Allah, dengan hikmah dan cara yg baik. Mengajak manusia untuk menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Dan membawa manusia dari gelapnya jahiliyah hingga terang benderangnya cahaya islam.

Berdakwah adalah syarat mutlak agar kita tak jadi manusia merugi.  Apa yang kita dakwahkan? Yaitu kebenaran. Ingat kebaikan belum tentu benar, tapi kebenaran pasti baik.

Dan setiap muslim, Allah tuntut untuk saling menasehati, saling mendakwahi. Bukan malah sibuk ibadah sendiri.

Nahnu du'at qobla kulli sya'i. Kita adalah da'i sebelum jadi apapun. Sebelum menjadi profesi kita sekarang, da'i adalah profesi utama kita.

Yang perlu diingat, dakwah bukan cuma ceramah di masjid. Bukan cuma pidato di televisi. Dakwah bisa dengan banyak cara.

Bisa dengan tulisan, bisa dengan design grafis, bisa dengan video kreatif, bisa ngobrol di warung kopi dan cara-cara lainnya.

Juga ga harus bicara di depan banyak jama'ah. Bisa ke keluarga kita, teman kita, teman di sosmed dan siapapun.

Iman pasti membuat kita ingin merubah kemaksiatan menjadi amal shalih. Makanya kita buat mimpi, target dan strategi dakwah kita. Dan laksanakan dakwahmu.

Dengan berdakwah, selain mendapat pahala, kita juga berkesempatan mengemban misi mulia para Nabi. Jadi berdakwah bisa jadi bukti cinta kita kepada Rasulullah.

Yuk berdakwah. Jadi agen muslim penyebar manfaat islam. Agar kita tak menjadi manusia merugi.

Oh iya, beriman, beramal shalih dan berdakwah belum cukup juga menjauhkan kita dari golongan manusia merugi. Ada satu lagi? Apakah itu?

-bersambung-

#Serial
#MerenungiWaktu
#MelangkahMenginspirasi

Serial Merenungi Waktu ~ Bagian 4 : Beramal Shalih


Ternyata beriman saja belum cukup membuat kita tak termasuk manusia merugi. Disurat dan ayat yang sama dengan bagian tulisan sebelumnya. Setelah beriman, ada syarat lainnya, yaitu beramal shalih.

Secara simpel, amal shalih itu melaksanakan segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.

Menjalankan perintah Allah baik ibadah-ibadah mahdhah seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Atau ibadah lainnya seperti menutup aurat, sedekah, tolong menolong, berakhlak baik, jujur dan sebagainya.

Menjauhi segala larangan Allah layaknya dosa-dosa besar seperti membunuh, durhaka kpd ortu, berzina, bahkan murtad. Atau menjauhi maksiat lainnya seperti membuka aurat, berburuk sangka, bergunjing, iri hati, dll.

Setiap usaha amal shalih yg kita lakukan adalah konsekuensi iman. Karna tanpa amal, iman kita belum terbukti. Maka selalu jalankan amalan wajib dan perbanyak ibadah sunnah.

Bagaimana jika kita bermaksiat? Menjalankan larangan Allah? Setiap manusia pasti pernah berdosa dan melakukan kesalahan. Maka langkah terbaik setelah berdosa adalah bertaubat.

Gimana caranya? Menyesal dengan dosa yg dikerjakan, berjanji takkan melakukannya, dan jauhi perbuatan maksiat itu.

Jika kita ikhlas dan kita perbanyak ibadah sbg bukti kesungguhan taubat. InsyaAllah akan mengampuni.

Kalau bermaksiat kita biarkan aja gimana?

Hati-hati, jika dosa kita biarkan berkembang, akan mematikan hati dan membuat kita merasa tak berdosa ketika melakukan maksiat. Sehingga kita terbiasa dengan dosa.

Jadi, jauhi maksiat, perbanyak ibadah. Jika bermaksiat, segera bertaubat. InsyaAllah kita termasuk orang-orang yg beramal shalih.

Akan tetapi, beriman dan beramal shalih belum membuat kita keluar dari golongan orang-orang merugi. Masih ada syarat lainnya. Apa itu?

-bersambung-

#Serial
#MerenungiWaktu
#MelangkahMenginspirasi

Serial Merenungi Waktu ~ Bagian 3 : Beriman


Setidaknya ada 4 hal yg harus kita miliki agar waktu atau umur yg telah Allah berikan kepada kita, tidak membawa kita menjadi manusia merugi. Menurut surat al Asr ayat tiga, hal yg pertama dan paling mendasar adalah iman.

Jumhur ulama mendefinisikan iman adalah membenarkan dengan hati, mengakui dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.

Apa yang dibenarkan? Bahwa Allah adalah satu-satunya Sesembahan yg pantas disembah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang membawa risalah islam untuk seluruh umat manusia.

Iman inilah yang membuat tentram jiwa dan selalu berusaha menggapai cinta-Nya. Iman ini yang menggelorakan semangat untuk memperjuangkan islam. Iman ini yg menjadi alasan mengapa kita melawan ketika islam dilecehkan. Dan iman ini pula yang membawa kita ingin memperbaiki kemungkaran dimuka bumi.

Bicara iman saya selalu teringat hadits arba'in ke 34 yang berbunyi : "Barangsiapa melihat kemungkaran, hendaklah merubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu tingkatan iman paling lemah.”
.
Tingkatan iman terendah adalah merubah kemungkaran walau dalam hati. Walau hanya dengan do'a yang hanya didengar Allah Sang Maha Pendengar. Walau hanya memohon hidayah kepada sang pelaku.

Tapi bayangkan jika kita melihat kemungkaran, namun hati kita tenang-tenang saja. Kita bersikap masa bodoh, dan tak acuh. Apakah masih ada iman dalam hati kita? Terlebih jika kita pelaku kemungkaran. Naudzubillah.

Mari kita evaluasi keimanan kita. Akan tetapi ternyata beriman belum cukup membebaskan kita dari manusia merugi.

Masih ada hal yg harus kita penuhi. Apa itu?

-bersambung-

#Serial
#MerenungiWaktu
#Beriman
#MelangkahMenginspirasi

Serial Merenungi Waktu ~ Bagian 2 : Semua Manusia Merugi


Setelah Allah bersumpah atas nama ciptaannya bernama waktu. Dan Allah juga menganugrahkan panjang waktu (umur) yg berbeda-beda kpd setiap manusia.

Hal yang menarik dari ayat selanjutnya surat Al-Asr adalah firman Allah yg menegaskan bahwa setiap manusia pasti merugi. Bahwa setiap insan bernyawa akan celaka.

Para ulama membagi kerugian ini kepada dua hal : rugi total atau sebagian. Tapi rugi tetaplah rugi. Kerugian yang Allah maksud, walau sekecil apapun bentuk kerugiannya. Pasti adalah sesuatu yang amat mengerikan. Apalagi rugi total.

Maka kita sebagai manusia yg diberikan modal umur oleh Allah. Diberikan waktu oleh Sang Maha Pencipta. Harus mengetahui dan sadar diri bahwa modal yg kita pegang akan membawa kita kepada kerugian & kebinasaan.

Kesadaran inilah yg membawa kita untuk tidak mau jadi manusia yg merugi. Jika kita berdagang, kita pasti ingin untung. Pedagang mana yg orientasinya adalah kerugian. Mereka pasti ingin keuntungan. Selayaknya seorang pedagang, sudah manusiawi jika kita untung.

Jadi dengan modal umur/waktu yg Allah anugrahkan ini, harus kita gunakan sebaik-baiknya, agar kita tidak tak termasuk menjadi manusia merugi, dan masuk menjadi insan beruntung.

Tapi, bagaimana caranya?
.
-bersambung-

#Serial
#MerenungiWaktu
#MelangkahMenginspirasi

Serial Merenungi Waktu ~ Bagian 1 : Waktu


Demi Waktu, begitu firman pertama Allah dalam surat Al-Asr. Sang Maha Pencipta takkan pernah bersumpah atas nama ciptaannya kecuali ciptaan itu memiliki peran penting dalam kehidupan.

Waktu manusia tiap hari sama, hanya 24 jam. Tapi Allah mengamanahkan panjang waktu yg diberikan berbeda-beda tiap insannya. Ada yg 63 tahun, ada yg 20 tahun, bahkan ada yg 100 tahun.

Amanah itu biasa kita sebut nyawa. Dan amanah waktu yg diberikan Allah punya batas. Batas itu adalah kematian.

Menariknya, kita tak tahu berapa panjang waktu yg Allah amanahkan kepada kita. Kita tak memiliki ilmu atas batas waktu kita. Bisa saja kita mati muda atau tua.

Sehingga kita tak tahu berapa waktu tersisa kita dimuka bumi. Berapa persen waktu yg telah kita lewati selama ini.

Maka sudah sepantasnya kita memanfaatkan waktu yg terbatas ini dengan sebaik-baiknya.

Namun pertanyaannya, bagaimana cara memanfaatkan waktu dengan baik menurut-Nya? Dan sudahkah kita melakukannya?

~Bersambung~

#Serial
#MerenungiWaktu
#MelangkahMenginspirasi

Jangan Jadi Manusia Inferior


Lihat yg rumit dikit, mundur. Hadapin yg agak susah, gak sanggup. Dilingkungan dengan ritme cepat dan menuntut kualitas, merasa ga mampu. Dikelilingi orang yg punya gagasan, ribet katanya.

Pengennya mengerjakan yg mudah-mudah. Jalani yg murah-murah. Agak mewah dikit perjuangannya, eh malah nyerah.

Kalo mandek, terus cari-cari alasan. "Ah gue ga ada waktu, sibuk bgt", "gue kan dari keluarga miskin, ga kaya dia yg tajir", "Dia mah enak banyak bakat, ya gue?", dan seabrek alasan-alasan pembenaran lainnya.

Jangan gitulah sob. Biasakan diri melewati segala hal yg diatas kualitas kita. Tantang diri ngelakuin hal yg kita ga bisa.

Kalo kita cuma ngelakuin hal-hal yg kita bisa. Kapan kita berkembangnya? Kapan kita majunya? Ayo pacu diri dengan ngelakuin hal yg kita anggap sulit. Kita anggap ga mungkin.

Jangan mau jadi manusia inferior. Setiap kita memiliki kemewahan yang tak ternilai. Potensi kita bisa ditempa hingga cemerlang dan mempesona.

Kuncinya adalah kembangkan diri terus dan jangan gampang puas dengan pencapaian sekarang.

#MelangkahMenginspirasi

Dewasa dalam Perbedaan


Tua pasti, dewasa itu pilihan. Memang begitu adanya. Ada mereka yg sudah beruban, namun masih mindset bocah. Idenya ga mau dikritik, ga mau diluruskan, dan pengen menang sendiri. Tidak ingin ada perubahan, bertahan dalam sistem kolot, padahal dunia ini dinamis.

Bahayanya jika penyakit ini diidap oleh pemuda-pemuda. Jadilah setiap perbedaan persepsi gerakan menjadi peruncing permusuhan. Padahal perbedaan itu sunnatullah, ga bisa dipaksa semua orang punya pemikiran sama.

KH. Hasyim Asyari dan KH Ahmad Dahlan sama-sama berguru dengan  Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi di tanah arab, namun arah kontribusi awal mereka berbeda. Satu ke ranah pemikiran, satu ke amal khidamy. Mereka rukun.

Imam Syafi'i itu salah satu murid terbaik Imam Maliki, tapi beliau membuat banyak fatwa yg berbeda dengan sang guru. Bahkan membuat mazhab baru yg berbeda dengan gurunya. Imam Malik santai aja. Ga ada makian atau dibilang Imam Syafi'i salah arah.

Abul A'la Al Maududi, M Abduh, Jamaludin Al Afghami, M Iqbal, Hasan Al Banna, dan sederet ideolog islamisme lainnya punya tafsir masing-masing dalam gerakan islam, padahal sumber mereka sama-sama Al Qur'an dan Sunnah. Walau berbeda namun mereka punya kesamaan untuk kejayaan islam menjadi Rahmat semesta. Tak ada yg merasa lebih baik.

Jadi mulailah berhenti memburukkan arah gerakan setiap orang. Mereka punya tafsir gerakan masing-masing. Apalagi menyebutnya dengan kata sampah dan makian lainnya.

Satu guru bisa menghasilkan murid-murid cemerlang yg berbeda arah. Jika sang murid bikin wadah, gerakan atau bahkan madzhab berbeda dengan sang guru, selagi masih dalam koridor 'jama'ah minal muslimin' untuk kejayaan umat. Apa salahnya?

Dewasalah dalam menanggapi perbedaan. Pesan ini sangat kuat saya tujukan ke pemuda. Sudah sepantasnya gagasan dibalas dengan gagasan, ujaran buruk dibalas dengan akhlak mulia. Bukankah akhlak mulia itu kelebihan ideologi islamisme?

Muda berdaya, Indonesia Berjaya.

#MelangkahMenginspirasi
#SumpahPemuda
#MasihTetapTegakLurus

Tauhid


Dalam dada ini tertanam kalimat tauhid.
Kalimat yg dibawa Rasulullah melewati ujian sulit.
Kalimat yg membuat semangat bangkit.
Pemantik ghirah untuk berjuang hingga syahid.

Dalam jiwa ini ada kalimat tauhid.
Kalimat yg dipegang teguh Bilal walau batu menghimpit.
Menyebutnya saat hidup semakin menjepit.
Tetap meyakininya sampai tubuh jadi mayit.

Dalam tubuh ini terpatri kalimat tauhid.
Kalimat yg dibenci orang hipokrit.
Kalimat yg tak disukai oleh manusia berhati sakit.
Yang dalam pikirannya hanya ada duit.

Pesan Untuk ADK Tahun Akhir


Ikhwah, tahun akhir memang banyak masalahnya. Pertanyaan " kapan wisuda?" semakin bising, bolak-balik ke jurusan nunggu pembimbing, liat revisi skripsi eh malah pusing, galau liat foto wisuda temen yg pada diposting, dan banyak hal yg buat ngelamun makin sering.

Akibatnya, menyambut panggilan dakwah jadi lamban, mulai enggan ngisi liqo mingguan, malas pergi agenda rapat pekanan, dan berat jalanin amanah yg semakin berantakan.

Tapi ingatlah akhi wa ukhti tahun akhir,

Jangan pernah sia-siakan kesempatan dakwah antum di kampus. Yakinlah, di dunia pasca kampus, akan sulit untuk antum mendapatkan kesempatan ladang dakwah yg subur seperti dakwah kampus.

Dengan sekali agenda, belasan, puluhan bahkan ratusan mahasiswa terjaring dalam gerakan dakwahmu. Dalam setahun, satu, dua bahkan tiga kelompok halaqah menjadi binaanmu.

Bandingkan dengan kehidupan pascakampus, keinginan dakwahmu ada, namun mad'u-mu tak sebanyak di kampus. Mengajak seorang untuk berhijrah saja pelik, apalagi satu kelompok. Ditambah dengan beban pekerjaan yg membuatmu mengurangi waktu menyeru kepada Allah.

Jadi ikhwah fillah, tahun akhir bukanlah alasan untuk menurunkan semangat dakwahmu. Malah seharusnya semakin melecut semangat dakwahmu, karna sebentar lagi akan meninggalkan ladang dakwah kampus yang amat subur.

Seharusnya selagi mengerjakan tugas akhir kuliah, ghirah dakwahmu meningkat karna waktumu terbatas.

Amanah dakwahmu semakin berjalan baik karna kurangnya jam kuliah.

Ide-ide dakwahmu semakin cemerlang  karna engkau punya pengalaman dalam gerakan dakwah.

Maka untukmu ADK tahun akhir, torehkanlah karya dakwah terbaikmu sebelum engkau meninggalkan kehidupan dakwah kampus menuju dakwah pasca kampus.

Hilangkan sejenak jenuhmu karna banyaknya amanah dakwah di tahun akhir. Karna setelah engkau meninggalkannya untuk kehidupan pasca kampus kelak, engkau akan rindu serindu rindunya dengan dakwah ini.

#MelangkahMenginspirasi

Ekspresi Kebahagiaan


Setiap orang punya cara masing-masing dalam mengekspresikan kebahagiaan. Ada dengan mentraktir teman, menari-nari, bernyanyi, melompat, bersujud syukur, upload di sosmed, atau hanya tersenyum.

Mereka punya langkah sendiri dalam meluapkan kesenangan di momen indah kehidupan mereka.

Jadi bahagialah ketika keluargamu, sahabatmu, temanmu, sedang bahagia dan mengekspresikan kebahagiaannya.

Jangan sinis, risih atau menyindir, apalagi menjelek-jelekan. Cara mereka mengekspresikan kebahagiaan mungkin tak sesuai dengan caramu. Tapi itu kan cara mereka, bukan caramu.

Jangan memaksakan pola pikirmu ke semua orang. Tak mungkin. Jangan paksakan ukuran bajumu ke semua manusia. Tentu ga muat.

Selagi bukan perbuatan dosa dan merusak ketertiban umum. Biarlah mereka berkreasi sesuka mereka.

Bahagialah ketika orang lain bahagia, jangan sebaliknya.

Sederhana bukan?

Bersyukur dan Terus Berikhtiar


Bersyukurlah atas segala hal yang telah kita capai.
Bersyukurlah untuk apa yg sudah kita miliki.
Bersyukurlah karna kita masih diberi kesampatan untuk taat pada ilahi.
Bersyukurlah.

Karna masih banyak orang yang lebih tak beruntung darimu.
Karna ada yang dalam harapnya ingin seperti dirimu.
Karna begitu banyak nikmat dari-Nya yang di anugrahkan kepadamu.

Dan teruslah berikhtiarlah.
Untuk mimpi yang ingin engkau raih.
Untuk misi yang akan engkau capai.
Untuk mereka yang senantiasa engkau cintai.
Dan untuk menjadi hamba-Nya yang berbakti.

Bersyukurlah, dan terus berikhtiar.

Lahia Mancari Kawan, Batin Mancari Tuhan


Lahia Mancari Kawan, Batin Mancari Tuhan, begitulah motto yg didapatkan dari silek minang, artinya "Lahir mencari kawan, batin mencari tuhan".
.
Belajar silat bukan hanya belajar memukul, menendang, membanting, bertarung, dll. Tapi ada nilai-nilai sangat bermakna dalam proses pembelajarannya.
.
Belajar silat bukan malah menjadi kita jumawa sehingga menyakiti manusia lain, menambah musuh, atau suka berkelahi. Tapi semangat mencari teman, kawan dan sahabat perjuangan.
.
Dalam pertarungan silat, seorang pesilat bisa memahami lawan tandingnya, dan berkawan baik. Ketika SMA, saya punya banyak teman baik dalam latihan maupun kejuaraan.
.
Belajar silat seharusnya juga menjadi sarana mengilhami bahwa sesungguhnya kita hanya manusia yang tak berdaya. Membuat kita rendah hati kepada sesama dan tunduk taat kepada Sang Maha Penguasa.
.
Perguruan Silat Merpati Putih yg saya ikuti juga mengajarkan saya sebuah motto "Sumbangsihku tak berharga, namun Keikhlasanku nyata".
.
Bahwa tak penting menghitung-hitung kontribusi kita kepada sesama, bangsa dan negara. Apapun yang kita berikan baik harta, tenaga, pikiran itu tak berharga, yang terpenting kita ikhlas dalam memberi.
.
Alhamdulillah, dalam gelanggang pencak silat, dua tokoh kita berpelukan dan memberikan tauladan yang baik untuk bangsa. Saya terharu melihat foto tersebut. Sejuk pilpres nanti insyaAllah.
.
Dan selamat kepada atlit pencak silat yg telah memberi 14 medali emas untuk Indonesia. Kalian luar biasa.

#MelangkahMenginspirasi
#AsianGames