Senin, 23 Mei 2022

Dunia Bagai Jalan Penuh Duri

Bismillah

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya pernah mengutip perbincangan dua insan mulia. Obrolan dua Sahabat Nabi yang penuh makna dan banyak pembelajaran.

Ketika itu Umar Ibn Khattab r.a pernah bertanya kepada Ubay bin Ka'ab r.a, "Wahai Ubay, apa makna takwa?"

untuk menjawab pertanyaan ini, Ubay bin Ka'ab bertanya balik kepada Umar. "Wahai Umar pernahkan engkau berjalan melewati jalan yang penuh duri?"

"Tentu saja pernah" jawab Umar. "Apa yang engkau lakukan saat itu?" Ubay bertanya kembali.

Mendengar pertanyaan itu, Umar kembali menjawab "Saya akan bersungguh-sungguh dan berhati-hati agar tak terkena duri."

"Itulah Takwa" tegas Ubay bin Ka'ab.

Dari percakapan sarat ilmu dari insan bertakwa ini kita belajar bahwa menjadi manusia bertakwa adalah menjadi sosok yang senantiasa berhati-hati dan waspada.

Karena memang dunia ini bagai jalan penuh duri, duri-duri yang dapat menjerumuskan seorang insan dalam kubangan dosa.

Sepanjang jalan dunia yang penuh duri ini, disetiap sudutnya setan selalu bersedia mengajak maksiat. Dan disetiap keloknya godaan berbuat kemunkaran pasti ada.

Karena begitu banyaknya godaan, manusia bertakwa akan memaksimalkan seluruh indranya untuk menjaga diri. Dia tajamkan matanya, dia kontrol lisannya, dia perhatikan pendengarannya dan dia gunakan seluruh tubuhnya agar mampu menjauhi larangan Allah.

Lalu dia kendalikan nafsunya, dia tahan amarahnya, dia tekan kesombongannya lalu dia curahkan segala energinya untuk menjalankan perintah Allah.

Dan bulan puasa adalah moment sempurna untuk melatih diri agar menjadi manusia yang waspada di dunia penuh duri ini. Itulah mengapa output dari bulan Ramadhan ini adalah menjadi insan bertakwa. Seperti yang Allah firmankan di Surat Al Baqarah yang isinya pasti kita hafal itu.

#MelangkahMenginspirasi
28 April 2021

Tak Ada Kewajiban Membahagiakan Semua Orang

Bismillah

Pahamilah,
bahwa tak semua pasang mata harus engkau buat kagum.

Tak juga seluruh pasang telinga harus engkau bikin takjub.

Engkau hanya cukup memastikan hatimu bahagia dan tidak ada hukum agama serta negara yang engkau langgar.

cukup, sungguh cukup hanya itu.

Tak perlu perasaan tak enak merusak pilihanmu.

Tak usah rasa segan membuatmu ragu hingga sulit untuk maju.

Miliki prinsip yang engkau pegang, tentukan pilihan hidupmu, dan jalani itu semua dengan hati gembira.

Nikmati segala pilihanmu dengan segala konsekuensinya.

Perjuangkan cita-citamu dengan segala pengorbanan didalamnya.

Senangkan dulu dirimu dengan apa yang ingin engkau raih,

dan jangan pernah engkau korbankan suka cita dalam hati hanya untuk kebahagiaan mereka yang suka asal bicara tentang dirimu.

Karena memang kita tak ada kewajiban untuk membahagiakan semua orang. 

#MelangkahMenginspirasi
29 April 2021

Boleh Patah, Tapi

Hati ini boleh patah,
Tubuh ini boleh lelah,
tapi tak boleh ada kata menyerah.

Badan ini bisa saja tersungkur.
Kondisi hidup bisa juga babak belur.
Tapi pantang diri untuk mundur.

Sesulit apapun keadaan hidup.
Takkan mampu menjadikan asa terputus.
Karena kita punya banyak alasan untuk terus maju.

Jangan pernah khianati mimpi dan cita-cita.
Jika bukan kita yang berusaha, 
siapa lagi yang akan memperjuanngkannya?

@azmulpawzi

#MelangkahMenginspirasi 
3 Mei 2021

Tanda Mencintai Anak

Bismillah.

Seperti anak-anak biasanya, yang pikiran dan pengetahuannya masih terbatas. Dulu ketika SD saya cukup iri kepada teman-teman yang dibelikan PS 1 oleh orangtuanya.

Saya mengenal PS1 ketika Piala Dunia 2002 yang Brazil dan Ronaldo botaknya juara. Waktu itu saya bermain Winning Eleven di rental PS bersama beberapa teman, tapi jelang bbrp minggu setelah itu, hampir semua teman ketika bermain di rental itu sudah dibelikan PS oleh ortu mereka.

Jelas dengan segala kebodohan saya waktu itu, saya iri. Karena teman-teman sepermainan sudah punya PS dan saya sudah meminta dan tak dibelikan. Saya merasa kalo cinta anak harusnya dibelikan dong maunya anak.

Lalu semakin saya belajar, saya semakin paham bahwa Orangtua terbaik yang benar-benar mencintai anaknya bukan mereka yang selalu memberikan kemauan anak seperti game terbaru, HP tercanggih, kendaran yang bagus, dll. Karena selain merusak mental, menjadikan anak manja juga banyak keburukan lainnya.

Namun orangtua terbaik yang benar mencintai anaknya akan memberikan fasilitas ke anak yang berujung dua hal ini : Ilmu dan Iman.

Penambahan pengetahuan yang mampu meningkatkan iman.

Kenapa ilmu penting? Karena tanpanya kita tak akan mengenal Allah, Rasul dan hakikat diri. Tanpa ilmu juga takkan mampu mengenal agama. dan tanpa ilmu, kita takkan mampu menakhlukan kehidupan ini.

Mereka yang tak berilmu akan menjadi pecundang sejati di muka bumi.

Jadi segala akses pendidikan baik formal maupun non formal, mendidik sendiri dan /atau dititipkan kpd guru kompeten menjadi tanda kecintaan orangtua kepada anaknya.

Makanya saya bingung kalo ada ortu yg mengaku cinta anak namun tak ingin mendidik anaknya atau tak mendorong anaknya untuk belajar lebih menambah pengetahuan dan keahlian.

Begitu juga dengan iman, seharusnya ilmu yg didapat sang anak, membawanya menjadi insan beriman. Maka sudah kewajiban para ortu mengontrol si anak dalam hal keimanan.

Itulah mengapa Allah memerintahkan di surat At-Tahrim untuk kita menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Serta pesan Luqman kepada anaknya yang terdapat di Al-Qur'an juga berisi pesan-pesan iman.

Makanya saya juga tak habis fikir, bagaimana bisa ada ortu yg membiarkan anaknya terjerumus dalam kemaksiatan.

Saya menemukan ada ortu yang membiarkan anaknya mabuk-mabukan, santai saja ketika anaknya bersenang-senang dengan zina (pacaran), dan tak terusik hatinya ketika anaknya tak sholat. Na'udzubillah Min Dzalik.

Semoga kita bisa menjadi orangtua yang bisa memberikan fasilitas untuk penambahan ilmu dan peningkatan iman anak-anak kita.

Karena itu adalah bekal cinta terbaik untuk sang buah hati.

#MelangkahMenginspirasi
#MenjadlOrangTua

📷 Abg Ibad dan Adek Hawa, sorry y aunty dicrop fotonya 😂

25 Mei 2021

Menulis Buku & Penerbit Mayor

Sejak mulai belajar menulis secara otodidak saat masih siswa SMA kira-kira di tahun 2011 dengan cara menulis di blog pribadi. 

Saya sudah menargetkan bahwa diri ini tak ingin hanya pandai menulis. Tapi tulisan yang dihasilkan juga harus berkualitas secara kaidah maupun isi.

Maka pikiran sederhana saya ketika itu, tulisan itu harus diuji. Oleh siapa? Oleh editor profesional yang bernaung dalam penerbit mayor yang besar.

Layaknya skripsi yang harus diuji oleh dosen yang jelas lebih profesional dalam dunia akademik. Maka naskah buku juga seperti itu.

Pernyataan ini tidak ada hubungannya dengan kualitas penulis buku indie, karena saya juga menemukan banyak penulis indie yang keren. Tapi sebagai siswa yang sedang bermimpi, tentu saya butuh standar sederhana.

Itulah mengapa sejak belajar jadi penulis, saya menargetkan naskah yang ditulis dapat menembus penerbit mayor dan dipasarkan di toko2 buku besar se Indonesia.

Hari ini, saya memang baru merampungkan dua naskah. Dan Alhamdulillah keduanya sudah diterbitkan oleh dua penerbit mayor yang besar dan terkenal serta sudah tersebar di toko2 buku besar seperti Gramedia se Indonesia.

Para pecinta buku terutama fiksi dan religi rasanya tak mungkin tak mengenal dua penerbit mayor ini.

Buku pertama saya "Sewindu Menata Rindu" terbit tahun 2017 oleh Penerbit @Mediakita, penerbit buku dengan followers terbesar di Instagram.

Buku bercover putih hitam ini berisi prosa dan senandika yang membedah cinta juga rindu secara lebih manis dan penuh hikmah.

Buku kedua "Langkah Nyata Mahasiswa Menginspirasi", terbit akhir tahun 2020 oleh Penerbit @quantabooks

Buku dengan cover biru ini berisi tentang langkah konkrit agar para mahasiswa dapat meraih kemampuan dan pencapaian terbaiknya selama di kampus. Dan tentunya juga menebar manfaat di lingkungannya.

Tentunya tips dalam buku ini disampaikan dengan bahasa ringan dan aplikatif untuk dijalankan. Jadi sangat bagus dibaca mahasiswa baru maupun senior juga para calon mahasiswa.

Bagi teman2 yang ingin memiliki kedua buku karya saya ini, bisa cek Gramedia/toko buku terdekat atau toko online bisa juga.

Salam #Literasi

#MelangkahMenginspirasi
14 Juli 2021

Terlihat Tidak Mungkin

Bismillah.

Berapa kali kita merasa mimpi kita terlalu tinggi untuk dicapai? Berapa kali kita memandang harapan kita terlihat tidak mungkin untuk direngkuh?

Dan sudah berapa kali kita berhasil menggapai apa yang kita inginkan, padahal sebelumnya pikiran kita berkata takkan bisa?

Begitulah cita-cita di kehidupan, akan selalu terlihat tidak mungkin sampai kita berhasil meraihnya.

Maka tugas kita bukan hanya berangan-angan, lalu rendah diri karena yang diharapkan terlalu sulit dan terlampau banyak ujian yang dijalannya.

Namun berusaha sekuat tenaga, mengerahkan segala usaha serta iringan doa kepada-Nya, agar apa yang kita mimpikan menjadi kenyataan.

Tetap semangat, dan teruslah berjuang. Hingga nanti kita berdiri dan berkata, "Dulu gue merasa ini ngga mungkin, tapi sekarang gue berhasil menaklukkannya".

#MelangkahMenginspirasi
15 Agustus 2021

Memulai Kembali

Bukan suatu masalah jika sebagian mimpimu berantakan. Tak mengapa jika beberapa target hidupmu belum juga tercapai.
Sungguh, tak apa-apa.

Sedih mungkin manusiawi. Namun tak perlu bersusah hati, apalagi meratapi.

Engkau masih bisa memulai kembali, mempelajari kesalahan yang didapat dari evaluasi, mengulang membuat perencanaan lagi, lalu berusaha lebih kuat lagi.

Kalau perlu engkau bisa targetkan hal-hal kecil lagi, agar mudah untuk dijalani, sekedar untuk meningkatkan percaya diri.

Ingatlah,

meski begitu pedih jatuh yang engkau rasa,
kendati perih sakit yang engkau dera,
engkau masih punya seribu alasan untuk terus berusaha,
memulai kembali segala upaya mengejar cita.

Yok bisa yok.
Bismillah.

#MelangkahMenginspirasi
9 September 2022

Hadapi itu Semua


Bismillah

Kita tak akan mampu bertumbuh menjadi insan yang matang bila terus melarikan diri dari masalah yang ada.

Kita tak mungkin bisa berkembang menjadi manusia hebat jika selalu kabur dari ujian kehidupan yang menerpa.

Hadapi itu semua, walau memang perih, pedih, menyakitkan dan menyesakkan dada.

Karena adanya kesulitan untuk menempa diri menjadi pribadi yang berdaya. Karena setiap problema yang hadir untuk mendewasakan kita.

Hatimu memang tersayat luka,

matamu mengeluarkan air mata duka,

acap kali berbuat leka,

sebab kepelikan yang datang tanpa bisa diterka.


Tapi tak mengapa, 

engkau masih boleh tersenyum ceria,

Berdiri tegak menatap ke muka,

Dan berteriak InsyaAllah aku bisa.


#MelangkahMenginspirasi

8 November 2022

📷 Senyum ceria Abang Ibad

Rendah Hati dan Terus Belajar

Berapa banyak ilmu yang seharusnya kita dapat, hilang begitu saja karena tak ingin duduk untuk mendengar nasihat orang lain?

Berapa banyak nilai kebenaran yang luput dari kita, karena terlalu meninggikan kelompok sendiri dan merendahkan jama'ah orang lain?

Dan berapa banyak hikmah yang berlalu bergitu saja karena merasa diri sudah berilmu dan enggan menerima kebenaran dari pihak lain yang dianggap lebih jahil?

Jika ternyata banyak, bisa jadi sombong telah menjangkiti hati kita.

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain."

Begitulah sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Kedudukan di masyarakat, pendidikan, kekayaan, jabatan, bakat, dan berbagai kelebihan lain yang tak terkelola dengan baik bisa makin menyuburkan sifat ini.

Maka mulailah belajar merendahkan hati ini, mulai menyadari bahwa diri kita bukan siapa-siapa.

Seperti ungkapan guru kita, DR. Arrazy bahwa "Orang Alim pasti tawadhu, dan orang yang sedikit ilmu pasti sombong."

Karena memang hanya mereka penyelam handal yang paham betapa dalamnya samudra.

Seperti hikmah dari Kyai Rahmat : 
“Merendahlah, engkaukan seperti bintang gemintang, berkilau dipandang orang di atas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi. Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit padahal dirinya rendah hina.“

#MelangkahMenginspirasi
1 Februari 2022

Senin, 09 Mei 2022

Menikmati Masa

Seperti kata orang terdahulu, roda itu berputar, ada masanya kita dibawah dan ada masanya kita diatas.

Ada kalanya harapan yang terpendam mampu kita raih dengan begitu indah.

Tapi ada pula kalanya impian gagal diperoleh walau sudah berusaha dengan susah payah.

Ada saatnya target yang kita rencanakan mampu terealisasi dengan baik. Kadang pula ada keinginan yang entah kapan bisa kita capai.

Tapi begitulah hidup, ada hal manis untuk dirasakan dan hal pahit untuk diambil pelajaran.

Tugas kita hanya menikmati masa-masa ini, tentunya dengan rasa syukur yang tiada henti.

Walau bagaimanapun, sesedih apapun kegagalan yang kita rasa. Tetap saja jauh lebih besar curahan nikmat Allah untuk kita.

#MelangkahMenginspirasi