Jumat, 30 Desember 2022

Terima Kasih 2022

Bagi saya, tahun 2022 ini tahun refleksi. Pada tahun ini saya banyak merenung, mengevaluasi jejak sebelumnya, memperhitungkan berbagai peluang, hingga merencanakan apa yang harus dikejar kedepannya. Pastinya tetap mengerjakan yang ada didepan mata.

Karenanya saya merasa berada di jalur lambat. Langkah saya tak secepat tahun-tahun yang lalu. Ambisi saya tak semuluk warsa sebelumnya. Tentunya masih ada pencapaian yang mesti dirayakan.

Tapi kita sama-sama tahu, langkah cepat ataupun lambat tidak berbanding lurus dengan baik atau buruknya. Akan ada hikmah yang terpendam dalam tingkat kecepatan langkah kita.

Seperti ungkapan Cak Nun : "Hidup itu harus pintar ngegas dan ngerem"

Kita harus paham kapan menekan pedal gas untuk berlari kencang, atau menginjak rem agar memperlambat perjalanan. Jangan sampai kecepatan tinggi membahayakan kita, atau terlalu pelan membuat kita tak meraih apa-apa.

Yang terpenting dari masa yang terlewati, senang ataupun susah, berhasil atau gagal, kita tetap bersyukur atas apa yang telah Allah tetapkan kepada kita.

Kita harus meyakinkan bahwa setiap ketentuan-Nya, pasti banyak hal yang dapat kita petik menjadi pembelajaran hidup.

Begitu juga dengan tahun 2022 dan tahun sebelumnya. Kita bersyukur atas waktu yang telah Allah anugrahkan dan hikmah yang menyertainya.

Terima kasih 2022, semoga kita dapat memanfaatkan 2023 dan waktu-waktu berikutnya yang Allah takdirkan untuk kita.

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah.

#MelangkahMenginspirasi

Rabu, 21 Desember 2022

Alhamdulillah, Lima Tahun Pernikahan


Alhamdulillah, hari ini tepat lima tahun pernikahan kami.

Dulu, sebelum menikah saya sering kali mendapat nasihat pernikahan baik dari daurah ataupun ziarah ke para ustadz, bahwa lima tahun awal adalah masa rentan dalam pernikahan.

Akan banyak cobaan yang menguji keutuhan rumah tangga dalam waktu lima tahun awal ini, diantaranya proses mengenal pasangan.

Dua insan dengan dua latar belakang berbeda, dua pengasuhan berbeda, dua pemikiran berbeda, bertemu setiap hari dan tinggal di kamar yang sama.

Segala baik dan buruk antara sepasang manusia ini akan nampak jelas dan tanpa sekat.

Bagi mereka yang tak mampu mengelola perbedaan dan ekspektasi, akan banyak kekecewaan yang hadir.

Ini bisa jadi salah satu penyebab keretakan rumah tangga. Maka proses pengenalan mulai ta'aruf, tafahum, ta'awun hingga itsar bisa dipraktekkan dalam awal proses penyamaan suhu dalam rumah tangga.

Lalu, secara umum lima tahun pernikahan awal akan diuji dengan ekonomi keluarga yang fluktuatif, bahkan cenderung kekurangan.

Karena memang di awal pernikahan sedang membangun kemapanan finansial.

Masalah ini jika tak dihadapi dengan syukur dan sabar. Akan banyak kasus perpisahan terjadi.

Dan memang ketika saya berdiskusi dengan ketua pengadilan agama di suatu daerah, keadaan ekonomi paling banyak menjadi alasan berpisah.

Sebenarnya masih banyak alasan, namun karena takut tulisan ini terlalu panjang. Cukup itu saja dulu.

Intinya, lima tahun awal pernikahan menjadi masa yang krusial untuk sepasang kekasih dalam membangun rumah tangga.

Itulah mengapa sejak menikah hingga anniv lima tahun ini, saya enggan mengisi materi tentang pernikahan, walau sudah beberapa kali di undang. Atau menulis buku tentang pernikahan walau sudah ada yg mendorong. Setelah ini? Wallahu'alam, kita lihat nanti. 😅

Yang terpenting saat ini, kami ingin bersyukur atas takdir yang Allah beri. 

Alhamdulillah, lima tahun sudah kami lewati. Setengah dekade telah kami jalani.

Alhamdulillah, begitu banyak nikmat yang Allah anugrahkan pada rumah tangga kami.

Semoga segala doa dan cita keluarga kecil kami tercapai. Serta kebersamaan ini kekal hingga surga nanti. Dalam naungan cinta Ilahi.

#MelangkahMenginspirasi
#RumahTanggaSurga

Minggu, 18 Desember 2022

Messi dan Cerita Hampir Menyerah

Gagal di tiga final Copa Amerika dan satu final Piala Dunia membuat hati Messi hancur berkali-kali. Lebih dari satu kali dia memilih ingin berhenti.

Pemain dengan gelar La Pulga ini sudah meraih segalanya dalam karir klub dan individu, semua gelar domestik, benua hingga dunia telah dia raih bersama Barcelona. Semua Gelar individu baik pemain terbaik dari liga hingga Ballon D'or serta topskor berulang kali pula dia rasakan.

Namun cerita indah itu tak berlaku dengan karir bersama tim nasional, Messi berulang pula patah hati dengan perjalanannya bersama Argentina.

Terlebih saat 2016, rival terbesarnya, Cristiano Ronaldo membawa Portugal Juara Euro, sedangkan dia kalah melawan Chile di Final Copa America. Makin besar badai hujatan yang La Pulga terima, bahkan dari fans Argentina sendiri.

Kekalahan pertama Messi di partai puncak terjadi tahun 2007, Albiceleste dibungkam Brazil 3-0. Namun ketika itu Messi masih sangat muda, usia 20 tahun. Belum menjadi kapten, bahkan tak menyandang nomor 10. Kekalahan Argentina lebih menyorot Tevez, Riquelme dan Zanetti.

Kekalahan pertama La Pulga sebagai kapten di laga final terjadi di ajang paling bergengsi sepakbola, Messi harus puas sebagai runner up setelah gol Gotze membawa Jerman Juara.

Sempat ingin pensiun, namun setelah bujukan berbagai pihak termasuk Presiden Argentina, Messi kembali membela Tim Tango, namun nasib kurang beruntung masih menghantui.

Dua kali berturut-turut Messi gagal di Final Copa America, di kalahkan Chile pada tahun 2015 dan 2016. Dan ini menjadi salah satu kekalahan paling menyakitkan sepanjang karirnya.

Di masa inilah fase nadir karir Messi bersama Albicelestes. Berbagai tekanan dan cemo'ohan mewarnai hidupnya. Puncaknya Messi mengumumkan pensiun dari Argentina di usia baru 29 tahun.

Dia mengucapkan "Bagi saya, timnas sudah berakhir. Saya sudah melakukan segalanya. Rasanya sakit tidak bisa jadi juara,"

Dia ingin menyerah, terlebih dirinya selalu dibandingkan dengan CR7 yang sukses membawa Portugal juara Euro lalu diikuti pula juara UEFA Nation League.

Namun pada akhirnya Messi memilih untuk terus melangkah, walau tertatih-tatih membangun harapan kembali, kekalahan demi kekalahan tetap saja menghampiri Messi dan Argentina.

Pada Piala Dunia 2018 hanya sampai 16 besar, ditambah Copa America 2019 hanya sampai semi final. Messi hampir kembali menyerah, namun dia kembali comeback dan menguatkan hati.

Dan cerita melegenda itu akhirnya terbit, dia berhasil juara Copa America pada pertengahan 2021. Saya menonton final melawan brazil itu, saat pluit akhir berbunyi, Messi tersungkur bahagia. Teman-teman satu tim mengejar dan memeluknya.

Satu mimpinya untuk meraih piala bersama Argentina tercapai, dan semalam Messi menggenapkan pencapaian sepakbolanya dengan menjuarai ajang sepak bola paling bergengsi sejagat raya : Fifa World Cup 2022 atau yang kita kenal Piala Dunia.

Dari Messi kita dapat belajar bahwa kita boleh hampir menyerah atas kekalahan-kekalahan besar dalam hidup. Namun ketika kita benar-benar berhenti, disitulah kegagalan sejati.

Selagi masih ada kesempatan dan harapan dalam hati, kita harus memaksimalkan ikhtiar untuk mencapai mimpi dan cita. Kisah Messi ini dapat menjadi inspirasi bagi mereka yang berulang kali gagal, namun menolak menyerah.

Dan akhir yang manis menjadi epilog karir Messi. Dia sukses mencapai cita dengan pertandingan final yang paling menghibur dan menegangkan yang pernah saya tonton. Btw, saya sudah menonton seluruh final Piala Dunia sejak 2002 hingga 2022 ini.

Selamat Argentina, Selamat Messi. Anda sukses menegaskan diri sebagai pemain bola Greatest of All Time. 

#MelangkahMenginspirasi

Selasa, 13 Desember 2022

Perhitungan

Cukup seseorang dianggap bodoh bila memasuki gelanggang yang belum pernah dia ukur. Buta tanpa ada pengetahuan.

Langkah-langkah yang kita ambil harus terhitung jelas, bukan mudah terbuai dengan banyaknya peluang, tapi tetap sadar akan resiko dan berusaha memitigasinya.

Menjadi perhitungan dalam hidup itu penting. Terlebih menghitung tiap resiko dan peluang yang mungkin diraih. Tapi ingat, jangan jadi insan yang hitung-hitungan.

Karna melakukan perhitungan bukan berarti selalu risau dengan segala resiko dan ancaman. Hingga takut rugi walau hanya untuk berbagi.

Maksud kita menghitung resiko agar kita mampu melewatinya. Namun jika kita gagal mengantisipasinya. Jelas tak mengapa. Itu akan menjadi pelajaran baru bagi kita.

Perhitungan.
Jangan hitungan-hitungan.
Ambil pelajaran dari prosesnya.

#MelangkahMenginspirasi