Kamis, 10 November 2016

Tentang Buku Sewindu Menata Rindu



Rindu adalah sebuah konsekuensi akan cinta yang terpendam. Ia akan tumbuh berkembang seiring rasa yang semakin dalam. Adakalanya ia menjadi melodi indah yang menemani setiap senyum  ceria. Ada masanya ia menjadi tersangka akan kesenduan yang melanda. Ia memperlambat waktu, menyita pikiran hingga menguras perasaan. Kadang ia begitu manis, kadang begitu pahit. Kadang ia dinikmati, kadang ia dibenci.
Manusia memang begitu lugu dalam mengartikan rindu. Karena memahaminya tak lebih mudah dari mengerti akan cinta. Keduanya sama-sama pelik, sama-sama sukar dimengerti. Maka aku ingin menuliskannya, tentang kerinduan dalam arti luas. Karena ia bisa saja hadir karena interaksi dengan Tuhan, orang terdekat, benda kesayangan, negara bahkan pahlawan.
Siapa yang dapat mengartikan rindu dengan lugas? Seperti layaknya kebanyakan manusia, saya juga sedang bergulat dengan kenangan juga perasaan yang meluap pengap. Terlebih ketika rindu melanda, ia bagaikan banjir menderas yang menenggelamkan kita dalam kepedihan yang begitu manis. Setiap orang punya banyak cara dalam menangani kerinduan yang mendalam. Sedangkan saya lebih memilih menulis untuk menata setiap rasa. Dan sejatinya menulis adalah proses pengenalan diri lebih dalam, karena kita harus melewati renungan hingga kontemplasi yang cukup intens untuk menghasilkan sebuah tulisan. 
Perjalanan menata rasa tersebut ternyata berbuah positif dari teman-teman sekitar. Mereka memotivasi saya merapikan setiap tulisan, lalu membukukannya. Keraguan yang pada awalnya sempat terpikir dengan mudahnya terpecahkan begitu saja karena dukungan teman-teman dan juga setiap pembaca tulisan saya. Akhirnya saya memutuskan untuk menghimpun tulisan tersebut dan mempublikasikannya dalam bentuk buku.
Sewindu Menata Rindu adalah kumpulan prosa, cerpen, puisi dan berbagai tulisan yang mewakili setiap renungan kehidupan yang senantiasa mengerumuni setiap sudut ruang otak saya. Buku ini adalah cara saya menginterpretasikan rindu dalam setiap lingkupnya. Karena memang rindu begitu kompleks, ia begitu luas hingga dapat hadir dalam interaksi yang kita lakukan.
Bersiaplah untuk membacanya, lalu bersiap juga untuk menata setiap makna. Karena kenangan tiada berharga tanpa hikmah yang kita petik darinya.
*Buku ini sudah diterbitkan oleh Penerbit Mediakita (ig : @mediakita) pada tahun 2017, dan telah tersebar di seluruh Gramedia di seluruh Indonesia dari aceh hingga papua dan toko buku offline dan online lainnya.

Azmul Pawzi
#MelangkahMenginspirasi



0 komentar:

Posting Komentar