Rabu, 30 Maret 2016

Surga Dunia Mana yang Kamu Pilih?

Setidaknya ada dua versi surga dunia yang pernah ku dengar selama ini. Dan aku ingin bercerita tentang dua versi surga dunia ini.

Pertama, ketika diri masih menduduki bangku SMP. Ketika kami sedang nongkrong-nongkrong di tempat makan. Seorang teman menceritakan
pengalamannya. Ia bercerita bahwa ia melewati malam minggu yang indah. Ketika itu dia mendapatkan banyak yang diinginkannya. Konser rock yang membangkit adrenalin, sebotol minuman, dan selinting gele. Keindahan malam itu disempurnakan dengan ia dapat “menikmati” pacarnya.

Ketika itu banyak diantara kami yang ingin merasakan apa yang dirasakan temanku itu. Bahkan sampai ada yang menyebut itu dengan “Gila, surga bener tu”

Versi kedua, ketika SMA aku mengikuti sebuah pengajian. Ketika itu bukan di pengajian yang biasa ku ikuti sejak kecil. FYI, aku sejak kecil mengaji di lingkungan muhammadiyyah. Tapi waktu itu aku mendapat sebuah pengajian yang cukup berkesan. Dimana pembicara waktu itu mengatakan sebuah hadits yang baru ku dengar, atau mungkin guru-guru ngajiku dulu sudah pernah mengatakan namun aku yang tidak mendengar. Pembicara itu mengatakan sebuah hadits shahih yang diriwayatkan Tirmidzi. Hadits tersebut berbunyi :

Rasulullah bersabda ”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.”

Surga dunia yang berbeda bukan?

Mungkin kita menginginkan keindahan dan kenikmatan dunia. Yang bercengkrama melewati batas syariat dengan lawan jenis yang bukan mahrom. Merasakan benda-benda haram. Menjalankan keinginan-keinginan nafsu. Dan itu mungkin surga dunia bagi kita.

Atau mungkin kita menginginkan berkumpul dengan orang-orang yang ingin mendekati Sang Maha Cinta. Mendengar nasihat atau menasihati. Memperbaiki diri dari kegelapan diri menuju cahaya islam. Mungkin itu yang kita rindukan, kita idamkan. Bahkan jika seminggu tak mengikutinya, ada sesuatu yang hilang.


Surga dunia yang berbeda, Maka surga dunia seperti apakah yang kamu inginkan? Pertama ataukah kedua?

Jumat, 25 Maret 2016

Mencintai Adalah Pekerjaan Orang Kuat


Siapa mengatakan bahwa cinta hanya soal emosi? Siapa bilang mencintai hanya soal rasa? Cinta lebih dari sekedar perasaan. Cinta juga butuh pemikiran dan fisik. Seseorang yang mencinta membutuhkan gagasan, emosi dan tindakan. Tidak bisa hilang salah satunya, tidak bisa memilih. Cinta harus melingkupi itu semua.

Jika hanya rasa yang mendominasi cinta, maka hanya satu kemampuan yang mampu dijalankan seorang pecinta, yaitu menebar janji. Oleh karena itu cinta membutuhkan gagasan dan tindakan. Dan butuh sosok tangguh untuk menjalani ini.

Bila kita telah membicarakan cinta. Tentu kita akan membicarakan memberi. Karena tugas seorang pecinta hanya satu. Yaitu memberi. Seseorang yang telah memutuskan jatuh cinta, ia harus merencanakan pemberian yang ia lakukan. Lalu menumbuh kembangkan diri dan objek yang dicintai dengan tindakan.

Karena bila tak ada tumbuh kembang,  cinta hanya akan bermuara kebosanan. Dan jika itu semua dibiarkan, hanya akan menyisakan beban. Benarlah apa yang diucapkan Umar bin Khattab: "Hanya ada satu dari dua perasaan yang mungkin dirasakan oleh seorang saat pasangan hidupnya wafat : merasa bebas dari beban hidup atau merasa kehilangan tempat bergantung."

Tanyalah pada diri, apakah kita masih merasa memberi itu sebuah beban atau sebuah panggung penunjukkan cinta. Seorang pencinta sejati hanya siap memberi, bila ia menerima itu hanya efek dari memberi, tidak lebih.

Maka dari itu mereka yang berkepribadian lemah dan lembek tidak akan dapat mencintai secara kuat. Hanya mereka yang berkepribadian kuat dan tangguhlah yang mampu mencintai dengan dalam. Karena memberi bukan sesuatu yang mudah. Apalagi konsisten dalam memberi.

Mencintai apapun itu butuh kekuatan, maka hanya sosok yang kuat yang dapat menjadi pecinta sejati.

Azmul Pawzi
#MelangkahMenginspirasi

Senin, 14 Maret 2016

Apa yang Kita Jawab Dihadapan-Nya?

Lihatlah sekitar!

Ada banyak pemuda yang berbondong-bondong mengejar nafsu dunia. Ada banyak gadis menghilangkan dengan sengaja kehormatannya. Ada banyak kemaksiatan berada disekitar kita. Sedangkan, ada banyak masjid yang sepi dari jama’ah. Ada banyak kajian keislaman yang sulit ditemukan para muda-mudi. Ada banyak kegiatan keagamaan yang kurang memadai manajerialnya.

Sedangkan apa yang kita lakukan? Bila Allah bertanya, apa yang kita jawab dihadapan-Nya?

Ada banyak keluarga miskin disekitar kita. Ada banyak anak-anak yang menangis kelaparan tak makan berhari-hari. Ada banyak anak jalanan yang hidupnya tertindas kerasnya kehidupan. Ada banyak orangtua yang tubuh mulai renta, wajah makin keriput, namun masih membanting tulang mati-matian mencari sesuap nasi.

Sedangkan apa yang kita lakukan? Bila Allah bertanya, apa yang kita jawab dihadapan-Nya?

Dibelahan bumi sana, ada umat yang ditindas bangsanya, diambil tanahnya. Ada banyak anak-anak palestina tak berdosa terbunuh dengan bom israel. Ada banyak wanita-wanita syria dan palestina yang jilbabnya ditarik, auratnya disingkap dan diperkosa oleh tentara-tentara biadab. Ada banyak bocah-bocah yang bermodal ketapel dan kerikil berhadapan tank-tank dan senjata api para penjajah dan tirani. Ada banyak etnis Rohingya yang diserang, didiskriminasi dan diusir dari tanah kelahiran.

Sedangkan apa yang kita lakukan? Bila Allah bertanya, apa yang kita jawab dihadapan-Nya?

Kamis, 10 Maret 2016

Pertemuan Bernama Gerhana

Aku matahari, kamu rembulan
Aku bergerak, kamu-pun juga bergerak
Kita sama-sama bergerak

Akan tetapi, kamu memiliki orbit
Aku juga memiliki orbit
Kita berjalan masing-masing
Kita melangkah sendiri-sendiri

Tak ada saling sapa, walau hanya menanya kabar
Tak ada senyum yang bertemu, apalagi fisik yang bersentuhan
Aku menjaga, kamu juga menjaga

Tapi bukankah Tuhan akan mempertemukan kita
Dalam sebuah pertemuan bernama gerhana

Sebentar memang, tidak lama
Karena memang kita di dunia ini hanya sebentar
Alam semesta ini akan hancur
Semuanya akan luluh lantah

Tapi tenang saja
Walau pertemuan ini hanya sebentar
Perpisahan adalah hal yang sementara

Bukankah Tuhan telah berjanji bahwa ada pertemuan abadi di akhirat kelak?

#MelangkahMenginspirasi