Selasa, 09 Februari 2016

Turunnya Motivasi dan Alam yang Tak Mengizinkan



Rabu pagi menjelang siang ini saya ingin sedikit bercerita tentang keadaan yang saya alami akhir-akhir ini. Kira-kira sudah sudah satu tahun saya mengalami the law of deminishing motivation (temennya law of deminishing marginal return) #MicroEffect :D. Penurunan itu sedikit demi sedikit sehingga begitu bias dan tak terasa. Semakin bertambah sampai itu semua terakumulasi dalam 2 atau 3 hari terakhir ini.

Entah kenapa semakin turun. Saya yang biasa bergerak dalam ritme yang cukup tinggi kini mulai melambat. Bahkan sampai-sampai dihari minggu ketika membawa motor ingin pulang dan menepi di warung makan dekat Fakultas Kedokteran Jati, saya berpikir “pengen ilang dari peradaban sebentar, seenggaknya sebulan kalo enggak  bisa dua minggu aja.” Jadilah pemikiran untuk hilang sebentar, sedikit menyepi dan menenangkan diri. Menghilangkan jenuh dan kegalauan karena suatu target yang kemungkinan harus ditunda realisasinya sama beberapa target lainnya yang juga tertunda.

Namun ternyata alam tak mengizinkan saya mengasingkan diri. Baru saja menuju parkiran dan menghidupkan motor, saya teringat bahwa hari itu adalah pembukaan Rumah Gadang FIM Sumbar. Jadilah saya putar balik dan menuju sekre FIM. Hingga sampai jam 2, amanah saya yang lain kembali memanggil saya untuk memimpin rapat di pasar baru dekat Unand. Hingga sore kembali menuju asrama menyelesaikan sesuatu kerjaan hingga malam.

Hari berganti kembali berbagai kegiatan menyita, dari pagi setelah agenda subuh bersama adik-adik asrama langsung capcus menunaikan amanah yang maha penting untuk gerakan di kampus. Dan menyita waktu hingga zuhur.

Kala itu sambil menunggu jadwal rapat selanjutnya nanti sore, saya bersilaturrahim ke rumah doni tentu masih dalam keadaan motivasi yang masih turun. “Don, kasih motivasi dong” pinta saya. “Hah, Azmul kan orang yang paling optimis yang doni kenal” Jawabnya dengan sigap. Walau kurang puas jawabanya tapi cukup untuk saya flashback berbagai testimoni yang pernah saya dapat dari berbagai teman di pelatihan, daurah, organisasi, kepanitiaan, mahasiswa saat saya mengajar dan kegiatan lain-lainnya. Testimoni mereka pasti tak jauh dari, Azmul sosok yang selalu semangat dan antusias, penuh dengan rasa optimis.

Saya-pun malu, karena saat ini menurun semangat dan motivasi. Namun dalam penurunan ini juga masih dituntut berbagai kegiatan lagi. Saya-pun pergi ke masjid FK Jati untuk memimpin rapat FSLDK bersama pimpinan LDK se-kota padang untuk gerakan yang akan kita selenggarakan tanggal 14 nanti dan sekali lagi masih dalam keadaan motivasi yang masih dibawah. Selesai disana, langsung berlanjut pertemuan pembina di Desaung dan berakhir dalam menghadiri kampanye capres di asrama.
Tak hanya itu juga, besoknya, kegiatan hari selasa juga menyita banyak pikiran. Baik menemui WR3 dan berbagai agenda hingga malam. Saya-pun tertegun, padahal udah mengikrarkan diri untuk sejenak meninggalkan banyak kegiatan. Namun seakan-akan alam tak terima. Berbagai agenda menghujani saya. Dan membuat saya tak sempat memikirkan keinginan itu.

Tidak hanya tak mengizinkan, lingkungan saya juga memberi jawaban. Baru kemarin, tepatnya selasa malam saya mendapat jawaban. Dari tulisan dan arahan bang ivan ahda, ketua Forum Indonesia Muda nasional di grup panitia FIM 18. Saya dapat jawaban, walau tak eksplisit, namun tulisannya tersirat bahwa tak ada waktu untuk santai dan menghilang. Karena sebagai pemuda yang punya visi untuk bangsa, kita harus bergerak dengan ritme tinggi, tempo cepat dan dinamis.

Mungkin banyak hal yang menjatuhkan diri kita, seperti target yang tertunda, kurangnya apresiasi, tantangan yang semakin tinggi dan cadas serta berbagai hal yang tak sesuai ekspektasi kita. Tapi kita harus kembali menjadi sosok yang kembali mengevaluasi dan menghimpun kekuatan pribadi agar lebih bermanfaat lagi. It’s time to correction and improvement ourself.

Satu hal lagi, saya beruntung memiliki lingkungan yang memaksa saya untuk tak berleha-leha. Berbagai amanah yang menyeret saya untuk terus bergerak. Dan orang-orang sekitar yang begitu banyak inspirasi yang dapat direguk. Kembali jargon hidup saya mencambuk diri ini. Bahwa langkah terbaik setelah terinspirasi adalah menginspirasi #MelangkahMenginspirasi.

So, yuk kita bangun lingkungan kita yang tak mengizinkan diri tak produktif, bangun alam sekitar menjadi alam yang menjaga dari kemunduran. Karena setiap manusia pasti memiliki masa-masa down, jenuh dan tak bergairah. Namun dengan adanya lingkungan dengan ritme tinggi itulah yang menjaga semangat, gairah dan motivasi kita.

Yuk bangun lingkungan kita biar tidak dengan mudah mengizinkan kita untuk berhenti dalam produktifitas.
#MelangkahMenginspirasi



1 komentar: