Lihatlah lelaki dalam sepi
Yang begitu tenang duduk terpekur di ruang sunyi
Hingga pikiran melalang buana tiada henti
Dan membiarkan diri larut dalam buaian hening
Pandanglah lelaki dalam sepi
Yang memasang wajah penuh semangat kala ramai
Lalu menggantinya dengan wajah sendu saat seorang diri
Merenungi setiap potret kehidupan diselimuti malam yang dingin
Tataplah lelaki dalam sepi
Yang seringkali menatap rembulan bila hati gerimis
Memandangnya lamat-lamat, lalu terpesona dan menyukai
Menunjuk-nunjuk dengan tangan kanan dan menghadiahinya puisi
Perhatikanlah Lelaki dalam sepi
Yang begitu korelis dan sanguinis kala kalian membersamai
Lalu berubah melankolis kala tak ada lagi yang menemani
Keceriaan yang berubah begitu saja menjadi lara yang tak terperi
Simaklah lelaki dalam sepi
Yang berorganisasi atau mencoba meraih prestasi
Mencari setiap kesibukan agar tak merasa sendiri
Walau kadang angin tetap saja mengingatkan bahwa ia takkan pergi
Tujukan matamu ke lelaki dalam sepi
Yang berulang kali bercanda untuk menghadiri gelak tawa agar membunuh sepi
Atau menemui kalian dengan menyuguhkan obrolan hangat ditemani secangkir kopi
Atau mungkin dengan sedikit membaca, membolak-balik buku menghabiskan hari
Itulah lelaki dalam sepi
Yang mencoba membiasakan diri agar tak bergidik kala umur telah mati
Mencoba memahami bahwa dirahim ibu pun kita menyepi
Dan dalam alam kubur nanti juga berteman sepi
Maka biarkan mereka menjadi lelaki dalam sepi
Karena pada dasarnya manusia adalah pecinta kesepian
Yang senang bersedu-sedan dalam kesendirian
Membiarkan hati mencari nilai sampai fajar menepi
Saksikanlah
Bukankah sepotong keheningan dapat menghadirkan inspirasi?
Lelaki dalam Sepi
-Azmul Pawzi-
#MelangkahMenginspirasi
Yang begitu tenang duduk terpekur di ruang sunyi
Hingga pikiran melalang buana tiada henti
Dan membiarkan diri larut dalam buaian hening
Pandanglah lelaki dalam sepi
Yang memasang wajah penuh semangat kala ramai
Lalu menggantinya dengan wajah sendu saat seorang diri
Merenungi setiap potret kehidupan diselimuti malam yang dingin
Tataplah lelaki dalam sepi
Yang seringkali menatap rembulan bila hati gerimis
Memandangnya lamat-lamat, lalu terpesona dan menyukai
Menunjuk-nunjuk dengan tangan kanan dan menghadiahinya puisi
Perhatikanlah Lelaki dalam sepi
Yang begitu korelis dan sanguinis kala kalian membersamai
Lalu berubah melankolis kala tak ada lagi yang menemani
Keceriaan yang berubah begitu saja menjadi lara yang tak terperi
Simaklah lelaki dalam sepi
Yang berorganisasi atau mencoba meraih prestasi
Mencari setiap kesibukan agar tak merasa sendiri
Walau kadang angin tetap saja mengingatkan bahwa ia takkan pergi
Tujukan matamu ke lelaki dalam sepi
Yang berulang kali bercanda untuk menghadiri gelak tawa agar membunuh sepi
Atau menemui kalian dengan menyuguhkan obrolan hangat ditemani secangkir kopi
Atau mungkin dengan sedikit membaca, membolak-balik buku menghabiskan hari
Itulah lelaki dalam sepi
Yang mencoba membiasakan diri agar tak bergidik kala umur telah mati
Mencoba memahami bahwa dirahim ibu pun kita menyepi
Dan dalam alam kubur nanti juga berteman sepi
Maka biarkan mereka menjadi lelaki dalam sepi
Karena pada dasarnya manusia adalah pecinta kesepian
Yang senang bersedu-sedan dalam kesendirian
Membiarkan hati mencari nilai sampai fajar menepi
Saksikanlah
Bukankah sepotong keheningan dapat menghadirkan inspirasi?
Lelaki dalam Sepi
-Azmul Pawzi-
#MelangkahMenginspirasi
0 komentar:
Posting Komentar