Rabu, 01 Agustus 2018

Bukan Kader Dakwah?

Jujur sampai sekarang saya tidak pernah nyaman dengan pernyataan "dia bukan kader dakwah lagi", terlebih cap 'mantan aktivis dakwah' karna tak mengikuti kewajiban atau menyalahi aturan jama'ah.

Bukankah dakwah tidak monopoli sebuah jama'ah? Sama seperti sunnah, itu bukan milih kelompok. Dakwah dan sunnah adalah milik umat islam.

Maka tak sepantasnya mencap orang tak lagi kader dakwah, apalagi bukan sunnah karna tak lagi membersamai jama'ah yang diikutinya.

Makna bukan atau mantan ini lebih pantas jika di sematkan terhadap ormas atau partai. "Ah dia mantan aktivis ormas ini","dia bukan kader partai ini", ini baru cocok. Jadi mulailah berhenti memvonis seseorang bukan lagi kader dakwah, atau mantan aktivis dakwah.

Kecuali memang dia menjadi musuh islam, memecah-mecah umat, mempermainkan syariat, menggunakan ilmu untuk membuat umat islam semakin terpuruk, loyal kepada orang kafir dan tak peduli dengan urusan kaum muslimin, bahkan tak pernah memikirkan tentang dunia islam. Itu baru bukan lagi kader dakwah.

Namun, selagi dia masih menjalankan pengertian dakwah yang sama-sama kita pahami dalam lingkaran ilmu.

Mengajak manusia kepada yang ma'ruf, mencegah kepada yang munkar, dengan hikmah dan cara yang baik, mengingkari thagut, beriman kepada Allah, membawa manusia dari gelapnya jahiliyah menuju cahaya islam.

Jika seseorang masih melaksanakan dakwah seperti di atas, dimana pun dia menuntut ilmu, apapun jama'ahnya, dan bagaimana pun caranya. Maka dia tetap KADER DAKWAH.

#MelangkahMenginspirasi

0 komentar:

Posting Komentar