Rabu, 01 Agustus 2018

Sungguh Tak Singgah, Singgah Tak Sungguh

Dalam hidup setiap perjalanan itu menarik kawan, terlebih jalan percintaan. Coba engkau perhatikan.

Kadang engkau menemui mereka yang sungguh mencintai, kuat tertanam dalam hati, pertemuan senantiasa dinanti, dan bagian perpisahan begitu nyeri, hingga akhirnya rindu enggan untuk pergi.

Tapi hati yang sungguh tak kunjung singgah. Jiwa meminta raga mengelak. Karna memang ingin menjaga, walau juga ada karna diri tidak siap, atau memang pernah menyiapkan.

Kadang ada yang berjuang untuk singgah, bercucur keringat untuk tiba, namun kalah cepat. Padahal jiwa tak kenal menyerah. Namun itulah takdir, sungguh tapi takk singgah. Menyakitkan memang, apadaya ini suratan.

Lebih pilu mereka yang singgah tak sungguh. Raga berdua tapi hanya senda gurau melulu. Jalan bersama namun enggan ke penghulu.

Bertahun-tahun memadu kasih berdua. Tapi tak kunjung melamar ke orang tua. Kata-kata manis hidup bersama bahagia, namun hanya tipu-tipu belaka.

Pedih memang menghadapi dia yang singgah tapi tak kunjung sungguh. Lebih baik pergi dan perbaiki diri dulu. Meladeninya cuma numpuk maksiat dan pasti keliru.

Maka sungguh untuk singgah itu perlu, agar kesungguhan menjadikan pelaminan menjadi titik temu. Atau mungkin mengikhlaskan menjadi solusi terlebih dahulu.

Singgah dengan sungguh juga utama. Agar persinggahan tak ajang penuh salah dan dosa. Tapi berisi kesungguhan membangun surga dalam rumah tangga.

#RumahTanggaSurga
#MelangkahMenginspirasi

0 komentar:

Posting Komentar