Jumat, 17 Agustus 2018

Dipandang Sebelah Mata

Dalam sebuah agenda bertema "strategi sukses dan berprestasi di kampus" dimana saya diminta berbagi cerita didalamnya. Ada sebuah pertanyaan mainstream yang mungkin akan hadir tiap kali agenda bertema tersebut terlaksana.

Pertanyaannya sederhana, bagaimana menghadapi mereka yang meremehkan kita? Hanya memandang sebelah mata diri kita.

Ah, jika diingat-ingat, hal seperti diremehkan, dianggap rendah, dilihat sebelah mata, dipandang tak punya kemampuan. Sudah banyak saya dapatkan, bahkan sejak kecil.

Cimo'ohan orang ketika SD, dianggap tak mampu apa-apa saat SMP, bahkan ketika SMA, ketika diri berusaha mati-matian berprestasi hingga mendapatkan medali pencak silat tingkat jabodetabek-pun masih ada yang meremehkan. Begitu-pun di kampus bahkan pasca kampus.
Sampai kapan-pun, dan dimana-pun posisi kita. Diremehkan adalah keniscayaan. Allah akan terus mengutus orang-orang yang suka merendahkan diri dan karya kita. Bahkan, orang-orang itu bisa saja hadir dari orang-orang terdekat kita.

Orang yang memandang sebelah mata  terhadap kita, pasti ada. Namun tugas kita bukan termakan omongan itu, bukan juga pesimis dengan sangkaan mereka.

Tugas kita berusaha dan membuktikan. Bahwa Allah telah memberi diri kita potensi masing-masing. Dan kita punya jalan sukses sendiri-sendiri.
Tempuhlah jalan kecemerlangan yang sesuai dengan dirimu. Jangan termakan perspektif negatif orang. Tetaplah melangkah menggerakkan segala kemampuan kita, menginspirasilah dengan segala karya kita.

Jangan tumbang dengan pandangan dan omongan orang. Bangkit, melangkah, lalu menginspirasilah.

#MelangkahMenginspirasi

0 komentar:

Posting Komentar