Assalamu’alaikum. Saudara-saudariku yag insyaAllah
dirahmati-Nya. Gimana kabarnya nih?
Sekarang ditulisan ini saya akan membahas tentang pertanyaan yang sering timbul
diberbagai kesempatan, baik difanpage facebook yang saya menjadi adminnya,
maupun diberbagai artikel dan tulisan saya yang lain. Pertanyaan yang
mengatakan bahwa dia akan tidak akan menjadi dirinya jika berislam secara
serius. Lalu gimana nih? Yuk baca sampai abis ya. Kita mulai dengan permainan
kata dulu yuk, agak slow ya bacanya . ^_^
“Setitik iman itulah yang kita
bangkitkan” itulah kata-kata yang saya temukan dalam renungan dalam mencari
hikmah. Sekeras apapun anak adam bertahan dalam kegelapannya, pasti ada
secercah iman yang dapat membuatnya kembali membawanya kegemerlapan cahaya
islam.
Roda kehidupan kadang membawa anak
manusia tersentuh akan hikmah-hikmah islam yang membangkitkan semangat
berislam. Iman-pun memanggil-manggil menuju keindahhan yang bercahaya. Lalu
ketika cahaya islam itu telah berusaha mewarnai hidupnya dari gelapnya
kemaksiatan dan dosa. Timbullah sebuah pertanyaan “gue takut saat gue mulai
berislam dengan menyeluruh, gue ga bakal merasa diri gue lagi?”. Allahu Akbar.
Karunia Allah telah membahana dalam dirinya. Namun, musuh manusia tetap
berusaha menenggelamkan hidayah yang datang itu.
Ketahuilah kawanku, islam itu
datang dari Sang Maha Tahu. Dan Sang Maha Bijaksana itu telah menciptakan
cahaya ajarannya sesuai fithrahnya makhluknya. Allah-lah yang menciptakan
manusia, dan Allah pula yang menurunkan ajaran islam melalui Rasul-Nya. Segala
hal telah berjalan sesuai skenario-Nya.
Yakinlah wahai hamba-Nya yang rindu
akan cinta dari Sang Maha Cinta. Ketika islam mewarnaimu, kau kan merasakan
bahwa ini adalah kau yang sebenarnya. Ketika kau peluk islam dengan ajaran yang
benar, kau dekap ia dengan ikhlas dan merasakan nikmatnya. Karena Allah telah
menciptakan kita dengan hati yang haus akan kebenaran.
Namun, terkadang hati kita telah
tertutupi oleh debu-debu maksiat dan sosa selama ini kita buat. Sehingga hati
telah terbungkam dan tak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Tapi hati tetaplah ingin kebenaran berada mengayominya. Dan bila akhirnya hati telah menemukan mana itu kebenaran, maka dia akan membisikkan
kepada diri dan jiwa bahwa ini adalah cahaya yg ku tunggu-tunggu.
Ooh.. betapa
indahnya islam. Karena ia tidak akan membuatmu seperti orang lain. Namun ia
akan menghiasi mu, menjadi kamu yang lebih indah.
Kita bisa melihat
umar bin khatab, ketika ia berislam ia tidak kehilangan wataknya yang tegas,
pemberani dan mempunyai harga diri tinggi. Sekali-kali tidak, islam tidak
merubahnya menjadi orang yang pendiam dan selalu mengalah. Namun islam
membalutnnya dengan warna-warna rabbani, sehingga umar menjadi manusia mulia.
Mulia karena islam, mulia karena telah tercahayai gemerlapan cahaya iman yang
menderu dalam dirinya.
Kita dapat melihat
usman. Islam tidak merubahnya wataknya yang pemalu. Tidak dan sekali-kali
tidak, usman tetaplah pemalu, tapi islam membungkusnya dengan kain-kain keindahan,
sehingga usman menjadi manusia yang malu bila hartanya tidak di infak-kan,
usman malu bila ia tidak berbagi sesama, dan ia juga malu bila ingkar kepada
tuhannya.
Itulah islam
saudara ku. Warna-warni indah yang mewarnai bumi dengan cinta-Nya. Tak akan pernah
anda menyesal bila telah menjalani islam dengan segenap kemampuanmu, takkan
bersedih bila kau arungi ombak kehidupan dengan perahu islam. Karena dengan
islam kau akan mengenal Sang Maha Penyayang. Karena dengan islam kau akan
mengenal Sang Maha pengasih. Dan kau akan rasakan cinta kasih Allah kepada mu,
walau begitu berat ujian melandamu.
Siapkah kau
terwarnai dengan warna islam? Disaat itu pulalah engkau akan merasa bahwa
“Islam Gue Banget” ^_^
0 komentar:
Posting Komentar