Kamis, 16 April 2020

Terlatih Berpikir Lebih Besar


Waktu saya masih remaja unyu berseragam. Pernah mendapatkan pertanyaan dalam sebuah sesi diskusi latihan kepemimpinan utk siswa yang isinya kurang lebih seperti ini :

Jika Anda mendapat kabar bahwa Ibu dan Ayah anda dalam bahaya, sedangkan anda hanya bisa menolong satu orang, siapa yg Anda pilih?

Setelah dilontarkan oleh instruktur, setiap peserta menyampaikan opininya. Dan semua harus bicara. Ada yg memilih ibu, ada yg memilih ayah dgn pendapat masing2. Hingga satu jam lebih berlangsung perdebatan itu.

Diakhir diskusi, instruktur tak punya kesimpulan atas pertanyaannya. Mereka hanya berkata sesi ini, untuk melatih retorika peserta saja, dan semua menerima.

Tapi beberapa bulan kemudian. Saya mulai terpikir, jika instruktur itu sejak awal hanya melatih retorika dan penyampaian opini (yg hampir semua berdasar perasaan), dan tak ada kesimpulan dalam diskusinya.

Kenapa tak sekalian saja dibuat pertanyaan 'sedikit' rumit? Sehingga para peserta terlatih berpikir lebih besar serta mendapat masalah umat yang realistis. Tentunya dgn pengantar yg adil dr instruktur tanpa menggiring opini.

Misalnya sesuai konteks saat saya siswa dulu seperti 'Bantuan Lansung Tunai efektif mengentaskan kemiskinan atau membuat rakyat manja?' kalo pertanyaan zaman kini, 'Omnibus Law solusi atau petaka bagi rakyat?'

Mungkin beberapa peserta (yang masih remaja unyu itu) akan bingung diawal. Dan ketika mereka dipaksa bicara utk mencapai target latihan retorika. Hanya akan menyampaikan sesuai opini pribadi yg sangat subjektif. Dan diskusi akan berakhir seperti pertanyaan awal tadi, tak ada kesimpulan dan mengambang.

Tapi setidaknya para peserta pelatihan kepemimpinan itu menjadi lebih 'sadar' atas permasalahan sekitar yang terjadi. Dan bisa jadi mereka mencari informasi tentang problem bangsa tersebut pasca pelatihan. Bukan malah menjawab pertanyaan imajinatif yg kondisinya hampir mustahil terjadi di dunia nyata.

Dan lucunya, saat saya mahasiswa bahkan sudah wisuda, masih saya temukan instruktur pelatihan yang memakai pertanyaan pertama tadi utk memantik diskusi.

#MelangkahMenginspirasi

0 komentar:

Posting Komentar