Sosok kurus itu ditandu oleh prajurit, tubuhnya didera berbagai penyakit, bahkan menyisakan paru-paru yang teririt. Dengan terbatuk dia memimpin peperangan sengit, terus bergerilya walau kondisi pasukan sedang terimpit, namun tak ada pilihan lain selain bangkit, demi menyelamatkan bangsa yang sedang sulit.
Dialah Jenderal Sudirman, darinya kita belajar arti dari persistensi. Pantang menyerah dan tetap fokus mencapai tujuan walau dihantam berbagai rintangan, cobaan, bahkan kegagalan. Tubuh lemah dan keterbatasan tak menjadi alasan untuk berhenti.
Seringkali bertambahnya umur membuat gairah akan mimpi-mimpi indah masa belia semakin memudar. Siklus hidup yang mulai terbebani dengan kewajiban pekerjaan, mencari pundi-pundi uang, dan segala problematika manusia dewasa membuat kita seakan lupa bahwa kita hidup bukan hanya sekedar hidup.
Seharusnya kian beranjak usia, semakin sadar bahwa alasan kita berpijak di bumi untuk menuntaskan misi, bukan malah terlena dengan ilusi kenikmatan duniawi.
Maka sudah sepantasnya kita merawat gairah perjuangan untuk menuntaskan misi, selayaknya sang Jenderal yang dalam kondisi apapun tetap menjaga hasrat perlawanan kepada para penjajah.
Bukankah Allah berfirman:
اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
#MelangkahMenginspirasi
2 Juli 2024
📷 Menyambangi keresidenan asal Sang Jendral
0 komentar:
Posting Komentar