Kita adalah sepasang kekasih yang hanya berjarak 6 hari saja. Bulan kelahiran sama, tahun pun juga. Hanya tanggal yang berbeda.
Sehingga cerita masa kecil kita sama. Walau dibesarkan di pulau berbeda. Tapi obrolan masa cilik dan nostalgia juga sama. Seperti kartun minggu pagi yang ditonton atau lagu anak yang dinyanyikan.
Terlebih kita pernah menempuh studi di kampus yang sama, pernah berada pada organisasi yang sama, pernah bekerja di instansi yang sama. Wah banyak sekali persamaannya.
Dan ketika akad telah diikrarkan. Kita pun jadi sepasang insan yang serasa. Setara soal cinta dan kasih sayang. Bahkan saling berlomba menunjukkan siapa yang lebih besar dalam panggung rumah tangga. Tentu dengan cara masing-masing yang berbeda.
Enam setengah tahun berjalan, kita saling menguatkan, walau kadang tak selamanya sependapat, tapi masih setujuan. Kadang diskusi kita begitu seru, sesekali engkau berkata "tidak" atas argumenku. Aku pun kadang demikian.
Tapi itu yang menumbuhkan kita. Sehingga keputusan-keputusan besar dalam perjalanan hidup rumah tangga, hasil kesepakatan bersama.
Belum lagi hal-hal mengasyikkan yang membuat terlintas, "wah ternyata sepasang dan seusia seseru itu."
Dan ketika diri ini baru saja berusia kepala tiga, hari ini engkau pun juga.
Selamat ulang tahun istriku, semoga Allah senantiasa menjagamu, melimpahkan segala rahmat dan ridho-Nya kepadamu melalui cinta dan perlindungan insan di sekelilingmu.
Terima kasih telah menjadi partner tangguh dalam segala cuaca dan setiap kondisi. Terima kasih sudah terus mendampingi apapun yang terjadi, dan terus mendukung setiap upaya dan perjuangan diri ini.
Terima kasih telah menjadi ibu hebat untuk kedua anak kita. Ibad yang selalu semangat dan hawa si ceria. Semoga kita bisa menjadi orang tua yang terbaik untuk mereka.
Maaf jika kadang masih jadi lelaki ambius lagi keras kepala yang sesekali menyebalkan. Maaf juga jika masih ada janji yg belum tertepati. Percayalah, aku akan terus menjadi lelaki yang akan membuatmu jatuh cinta berkali-kali, walau dengan sensasi yang berbeda saat engkau merasakan cinta itu kepadaku pertama kali.
Terima kasih dan maaf. Dua kata itu yang akan senantiasa menemani jalan hidup bersama, saling membahu, saling belajar, bertumbuh hingga menua. Tanpa keduanya, entah bagaimana kita mendefinisikan rasa cinta dan percaya.
Sekali lagi selamat menempuh fase baru dalam kehidupan, fase insan kepala tiga. Yakinlah, doaku senantiasa menyertaimu, siang dan malam. Dalam terang dan gelap. Meski kamu tak selalu tahu.
Suamimu,
Azmul Pawzi
16 Juli 2024
#MelangkahMenginspirasi