Kata
munafik
ini ajaib menurut saya. Walaupun yang di bahas ini ga pengertian
munafik secara jelas, tapi kata ini sering di pake di kehidupan
sekarang. Bahkan kata ini bisa membuat seseorang tidak mau, atau
berhenti untuk menjadi makhluk yang berusaha menjadi shalih atau shalihah.
Pasti
temen-temen pernah nemuin ini, “eh mentoring yuk, ngaji kita. Belajar agama.”
Balesannya “ogah ah, gue susah konsisten orangnya, nanti munafik lagi gue”
Atau kasus seperti ini, seorang senior
menanyakan kepada juniornya di kampus “dek, ko jilbabnya udah pendek lagi? Kan
dulu jilbabnya udah lebar?” Tanya senior itu. “Ya gitu deh ka, temen-temen aku
bilang aku munafik, katanya masa cewek jilbab lebar kayak gini sih, Mending
kayak gini aja, ga ada yang komentarin”
Atau
kasus lain, seorang cowok yang dulu pernah bertekad tidak pacaran, eh akhirnya
kelepek-kelepek juga dan akhirnya pacaran. Terus temennya nanya “eh bro, ko
udah pacaran lagi?” Terus cowok yang dulu pernah bertekad tidak mau pacaran ini
bilang “ya gimana lagi, gue ga mau munafik lah. Cewek zaman sekarang
cakep-cakep, ga bisa gue nahan terus, dari pada di bilang munafik. Mending
sekalian aja”
Nah
pasti pernah dengerkan? Ajaib Ga? Mereka yang dulu pernah ingin untuk
memperbaiki diri, malah jadi kembali lagi ke kebiasaan dulu. Dan biasanya klaim
munafik ini dikasih ke anak-anak yang lagi berusaha berubah lebih baik.
Inget
banget saya kata-kata dari mentor dulu waktu SMA. “Kita di Rohis ya harus sabar
dari persepsi orang. Walaupun baru 2 atau 3 minggu kita mulai mentoring. Pasti
udah di anggap ustadz. Salah dikit bakalan di komentarin. Pasti ada yang
bilang, “si fulan, anak rohis masa kayak
gini, masak kayak gitu”. Nah jadi siap-siap aja.”
Dan
mungkin kita sudah sering mendengar ini, terutama ditunjukkan kepada anak gerakan
tarbiyah, atau di kampus saya di bilang anak forum serta teman-teman lain yang
juga lagi berjuang memperbaiki diri dan mengajak yang lain memperbaiki dirinya
juga.
Walaupun,
manusia tempat khilaf, dosa, salah dan lainnya. Pasti ada yang bilang “Si
fulanah, padahal jilbabnya gede, tapi kelakuanya, hadeh munafik banget deh.”
atau “Si fulan, padahal anak forum, masa
dia bla.... bla.. bla...”
Padahal
pernahkah kita berfikir, mungkin dalam kesalahannya, ia berusaha mendekatkan
diri kepada Allah lebih kuat lagi. Mulutnya dipenuhi istighfar lebih bayak,
Malamnya dipenuhi dengan tahajud lebih sering, dan berbagai kegiatan lainnya.
Maka berusahalah
berbaik sangka, jika salah, dari pada meng-klaim, mending nasihati. Kan lebih
baik. Untungnya kita mengklaim orang itu munafik kan juga ga ada. Kalo
bener-bener salah, mending nasehatin, kan masih ada kesempatan orang itu buat
tobat. Toh masih idup kan. Iye ga penonton? (versi lenong. :D)
Terus buat
yang diklaim munafik. Ya karakteristik mendekati Allah itu emang gitu. Ada-ada
aja ujiannya. Ya namanya mau masuk surga. Ikut ujiannya dulu. Masuk kampus aja
ada ujian, masuk surga juga dong. Di bilang munafik ya wajar, anggap aja
pengingat kalo kita ada salah dalam melangkah. Dan jadikan itu buat memperbaiki
diri lagi, bukannya malah berenti memperbaiki diri dan lakuin lagi maksiat yang
dulu-dulu.
So, Dari pada
asal klaim sana, klaim sini. Mending nasehatin-nasehatin aja. Kan lebih adem
kalo kayak gitu. Gitu sob.
#YukPerbaikiDiri
dan dekati Allah.
#MelangkahMenginspirasi
bagus..
BalasHapusmakasih
BalasHapus