Kala dunia telah begitu
menyilaukan dipelupuk mata. Kala segala suguhannya telah memenuhi relung jiwa
dan segala kemewahannya menjadi ambisi diri. Lalu, kemana tekad juang dulu itu?
Lalu, kemana azzam yang menghujam dalam jiwa itu? Apakah semua ini telah
menghilangkan militansimu dalam berdakwah?
Wahai diri yang ingin selalu berjalan
dijalan-Nya. Jika saja hanya berdakwah, hampir seluruh insan manusia dapat
melakukannya. Hampir seluruh umat dapat melafadzkan dengan fasih nilai-nilai
kebaikan. Hampir setiap kepala dapat menunjukkan mana yang baik dan yang buruk.
Namun, dalam menyampaikan dakwah,
telah dapatkah kita mencintai dakwah itu? Telah mampukah seluruh, hati, tubuh,
dan pemikiran kita, kita curahkan dalam kecintaan pada dakwah itu? Apakah
setiap tenaga, upaya telah kita berikan untuk cinta itu? Apakah segala ambisi
diri telah diredam dalam menggaungkan dakwah kepada Allah.
Maka cintailah dakwah ini,
cintailah sepenuh hati, tubuh dan pikiranmu wahai diri. Jangan lagi segala
kebodohan diri menghapus segala rasa yang membuncah itu. Jangan sampai
kelalaian ini, mengalihkan cinta itu malah tertuju pada dunia.
Maka cintailah dakwah ini, karena
mencintai dakwah memang tidak mudah. Segala pengorbanan harus tercurahkan.
Sulit memang, namun apakah surga-Nya dapat diraih dengan cara yang mudah?
Intropeksi dirimu, intropeksi
azzammu, intropeksi niatmu, intropeksi cintamu. Dan setelah itu, cintailah
dakwah ini. Agar diri yang lemah ini, dinaungi Sang Maha Cinta untuk bersama
hamba-hamba yang Ia cintai, di surga-Nya.
Maka cintailah dakwah ini.
Renungan buat aku, kamu dan kita semua yang mulai terasa azzam itu telah pudar.
-Azmul Pawzi-
Renungan buat aku, kamu dan kita semua yang mulai terasa azzam itu telah pudar.
-Azmul Pawzi-
0 komentar:
Posting Komentar