Kamis, 23 Februari 2023

Kestabilan Emosi

Pada dasarnya, semua emosi yang kita miliki, baik itu : senang, sedih, marah, takut, khawatir, jijik, terkejut, kecewa dan lainnya adalah sunnatullah. Itu manusiawi kita rasakan.

Namun akan menjadi masalah jika setelah emosi tersebut, ditambahkan kata "berlebihan". Emosi yang berlebihan ini pasti berakhir negatif. Senang berlebihan berujung kesombongan, sedih berlebihan bertepi putus asa, marah berlebihan bermuara dendam kesumat.

Dan seorang yang punya kestabilan emosi, adalah dia yang mampu mengekspresikan emosi tersebut sesuai kadarnya dan tepat saatnya.

Mereka yang stabil emosinya, tau saatnya mengekspresikan emosi dan seberapa besar ekspresinya. 

Namun kenapa kita sering terlalu berlebihan dalam mengeluarkan emosi? Bahkan sampai merugikan diri.

Jawabannya persepsi kita pada momen.

Emosi yang hadir berlebihan dikarenakan persepsi kita terhadap momen juga kelewat batas.

Kita terlalu membesarkan kejadiannya, padahal kejadian tersebut tak sebesar yang kita bayangkan. Sehingga kita lebih menderita dalam imajinasi dibanding fakta yang ada.

Misal terjadi sebuah musibah, seringkali kita menggambarkan kemalangan tersebut melebihi apa yang terjadi, sehingga kita sampai meraung-raung menghadapi musibah, dan terlarut dalam kesedihan sampai waktu yang sangat lama.

Salah satu contoh terbaik manusia yang memiliki kestabilan emosi yang sangat luar biasa, yang terekam jelas oleh sejarah adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Ketika semua umat muslim bersedih atas kematian Rasulullah, insan yang dicintai amat sangat oleh umat.

Bahkan seorang Umar ibnu Khattab mengangkat pedang dan mengancam orang yang mengatakan Nabi Muhammad meninggal sebagai munafik.

Tapi Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi orang yang paling 'waras' sikapnya, yang paling stabil emosinya.

Dia sedih, namun dia tetap stabil, dengan air mata yang masih bercucuran, Abu Bakar membacakan surat Ali Imran ayat 144 yang isinya bahwa Nabi Muhammad hanya seorang rasul yang akan wafat seperti rasul-rasul sebelumnya.

Begitulah pesona seorang manusia yang memiliki kestabilan emosi. Sikap dan ucapannya tidak hanya menenangkan, juga menyadarkan.

#MelangkahMenginspirasi

0 komentar:

Posting Komentar