Beberapa waktu lalu saya pernah
diwawancarai dalam sebuah acara di sebuah radio di kota padang. Ada sebuah
pembelajaran menarik yang saya dapatkan kala itu. Hikmah yang begitu indah dari
seorang penyiar radio. Seorang wanita minang yang tentunya cerewet, (yaiyalah,
dia dibayar jadi penyiar dengan cerewetnya).
Disela-sela wawancara yang diisi
dengan musik. Kami beberapa kali berbincang tentang beberapa hal. Penyiar itu
mengenalkan diri sebagai seorang mahasiswa pascasarjana di sebuah perguruan
tinggi. Saya sejak awal sudah disuguhi dengan air yang dari permukaan wadahnya
saja sudah menunjukkan bahwa air itu sangat sejuk. Namun air itu belum kusentuh
karena begitu asik berbincang dalam sesi wawancara maupun ketika musik diputar.
Hingga akhirnya haus terasa, dan
saya berbasa-basi menawarkan minum. “Minum ka?” begitu ucapku. “Oh lanjut aja,
saya lagi puasa” balasnya. Aku terperangah, ketika itu hari panas. Dan tentu
tak mudah berpuasa dalam suasana panas dan berbicara terus sebagai seorang
penyiar.
“Ngga haus tu ka, kan kakak
ngomong terus.” Tanya ku untuk mengorek berbagai informasi dari kakak itu. “Oh,
udah biasa kok. Tenang aja” Jawabnya. Singkat cerita saya bertanya lagi untuk memenuhi hasrat penasaranku. “Wah, apa nih kak motivasinya
biar bisa membiasakan puasa sunnah gini?”
“Setiap orang tentu punya prinsip
tersendiri dalam beragama. Jadi gini, saya punya banyak impian, jadi saya punya
banyak permintaan kepada Tuhan. Bagaimana bisa dengan permintaan saya yang
sebegitu banyak tidak diimbangi dengan perbuatan saya dalam menjalankan sesuatu
yang Allah senangi?” Penyiar itu menjelaskan dengan gestur ceria ala penyiar
radio anak muda.
“Banyak orang yang banyak minta
sama Allah," Lanjutnya. "Tapi ibadahnya pas-pasan bahkan kurang. Saya mencoba realistis.
Tentu apa yang saya minta harus diimbangi dengan kegiatan yang Dia cintai.”
Masya Allah. Aku tertegun, sebuah
pernyataan sederhana. Lihatlah seberapa banyak muslim yang memahami ini?
Seberapa banyak pendo’a menyadari ini? Banyak yang berdo’a namun shalatnya
biasa saja bahkan bolong-bolong. Banyak yang meminta pertolongan namun
kesehariannya jauh dari Sunnah Rasulullah. Seberapa banyak yang meminta surga,
namun maksiat masih mewarnai setiap waktunya.
Allah, lindungi kami dari do’a
yang tak engkau ijabah. Dan jadikan kami selalu menjadi orang yang bersyukur.
#MelangkahMenginspirasi
0 komentar:
Posting Komentar