Selasa, 01 November 2022

Bermanfaat Bagi Pemberi

Jika kita berpikir bahwa pemberian hanya atau lebih bermanfaat bagi para penerima, jelas ini kurang tepat.

Ia tentunya lebih besar bahkan lebih dulu bermanfaat bagi si pemberi. Karena bila kita menghitung-hitung dampak dari pemberian, terutama di akhirat, maka apa yang kita berikan di dunia tak seberapa.

Hal ini saya dapatkan dari taujih Ust. Agus beberapa minggu lalu dalam agenda pelantikan IKADI.

Namun berharap pamrih sejak awal memberi, apalagi berharap balasan dunia lagi, seperti memberi 50 juta berharap langsung dibalas 1,4 M. Jelas kurang pas juga.

Ungkap guru kami, Ust Zulfi "Jangan takut mengeluarkan sebagian harta dunia demi memperoleh akhirat, bukan jangan takut mengeluarkan sebagian harta dunia demi mendapatkan dunia yang lebih banyak lagi. Karena untuk dunia sudah ditentukan dan dijamin oleh Allah jauh-jauh sebelum manusia diciptakan."

Jadi ungkapan motivator yang bicara ayo sedekah kijang biar dapet fortuner agak bagaimana gitu. Memberi juga harus memiliki niat yang ikhlas. 

Ikhlas berharap balasan hanya dari Allah, baik balasan di akhirat ataupun di dunia. Dan kita serahkan kepada Sang Maha Tahu kapan waktu terbaiknya. Jika tidak di dunia, semoga berlipat-lipat di akhirat. Bukankah balasan akhirat jauh lebih indah?

Jika sejak awal sedekah hanya berharap dunia, takutnya ternyata Allah hanya membalas di dunia saja. Sudah habis balasannya di dunia, karena niatnya awalnya memang hanya ingin mendapat rumah, mobil mewah, hp terbaru, dll.

Maka yuk sama-sama perbaiki hati ketika memberi. Agar pemberian itu bermanfaat bukan hanya untuk penerima, namun kepada pemberi.

#MelangkahMenginspirasi

0 komentar:

Posting Komentar